Finansial

  • Jaga Optimisme Pasar, Kolaborasi BTN – 3 Pengembang Tawarkan Bunga KPR mulai dari 1,76%

    JAKARTA, KORIDORonline—  PTBank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN terus menggenjot penyaluran KreditPemilikan Rumah maupun Apartemen (KPR/KPA) untuk ikut mendongkrak industri properti yang mulai bangkit di tahun ini. Kali ini bank yang fokus pada sektor properti ini menggandeng 3 pengembang skala nasional, PP Properti, Duta Putra Land dan Expert Group.

    Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (​NSLD) Bank BTN, Suryanti Agustinar menuturkan, penandatanganan program marketing bersama dengan tiga developer ini merupakan upaya BTN mempemudah kepemilikan hunian bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19.

    “Meski saat ini kita semua masih berperang melawan pandemi  dengan varian baru, kita harus tetap optimis menyongsong kebangkitan pasar properti. Kami berharap, kolaborasi ini dapat terus memacu optimisme tersebut di masa depan,” ujar Suryanti Agustinar, usai penandatanganan dengan tiga developer pilihan secara virtual,Kamis (1/7/2021).

    Yanti, sapaan akrabnya, menuturkan, kolaborasi  Bank BTN dan PP Properti  merupakan bentuk sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah dan akan terus digalakan guna mengakselerasi pemulihan ekonomi di masa pandemi. Dalam kolaborasi kali ini, Bank BTN memberikan berbagai kemudahan untuk memiliki rumah maupun apartemen pada proyek yang dikebangkan PP Properti.  Antara lain,suku bunga mulai dari 2,75% untuk 1 tahun pertama, bebas biaya provisi, administasi dan appraisal. Konsumen juga mendaptakan libur bayar angsuran pokok selama 2 tahun pertama (program KPR/KPA Zero) dan uang muka mulai dari 1%.

    Berbagai kemudahan ini berlaku bagi akad kredit hunian pada proyek-proyek besutan PP Properti dalam periode 1 Juli – 30 September 2021. Adapun sejumlah proyek dimaksud antara lain adalah Gunung Putri Square, Evenciio, Riverview Residence, Grand Dharma Husada, Grand Sungkono Lagoon, Amartha View, Begawan, Pavilium Permata, Grand Shamaya, Louvin, Ma-Zhoji, Permata Putri Cibubur, Little Tokyo dan The Alton Apartment. “Sinergi dengan PP Properti ini sesuai dengan apa yang terus digaungkan oleh Kementerian BUMN untuk pemenuhan kebutuhan papan masyarakat sehingga kesejahteraan bisa terjamin dengan baik,” katanya.

    Pada waktu bersamaan, Bank BTN juga bekerjasama dengan pengembang Duta Putra Land yang telah 37 tahun berkiprah di sektor properti tanah air. Dalam kerjasama ini BTN dan Duta Putra Land menghadirkan berbagai kemudahan seperti, suku bunga mulai dari 2,75%, uang muka mulai dari 0%, bebas biaya provisi, administrasi dan appraisal. Berbagai kemudahan ini berlaku untuk akad kredit hingga 31 Juli 2021.

    Disebutkan Yanti, berbagai kemudahan tersebut bisa didapatkan oleh masyarakat yang akad kredit untuk unit-unit hunian di proyek-proyek Duta Putra Land sepertiGrand Duta Cty Bekasi, Grand Pondok Ungu, Taman Puri Cendana, Puri Cendana, Bintaro Parkview, Vila Dago, Grand Bukit Dago, dan Bukit Golf Riverside.

    Selain itu, BTN juga memberikan penawaran manarik bagi konsumen yang ingin mendapatkan hunian pada empat  proyek besutan Expert Properti Group yakni  Sentul Indah Residence, Kierana Indah Residence, Cibentang Indah Residence dan  Cluster Aurora Bukit Rancamaya Griya Sentosa. Khusus akad KPR/KPA pada proyek hunian Expert Properti Group, Bank BTN memberikan kemudahan berupasuku bunga mulai dari 1,76%, uang muka 5%, bebas biaya provisi, administrasi, dan appraisal. Berbagai kemudahan ini bisa didapkan konsumen untuk akad kredit s.d 31 Juli 2021. (zh)

  • Intiland: Pasar Properti Semakin Membaik

    JAKARTA,KORIDOR–Harto Laksono, Direktur Pemasaran dan Direktur Operasional PT Intiland Development Tbk, untuk wilayah Surabaya menyebutkan bahwa tren permintaan properti mulai membaik tahun ini. Menurutnya, di tengah harga properti yang relatif masih rendah, masyarakat memiliki peluang dan kesempatan yang sangat baik untuk membeli maupun berinvestasi properti.

    “Insentif kebjiakan dari Pemerintah mampu menjadi stimulus yang mendorong minat beli masyarakat,” ujarnya kepada media pada acara peluncuran program Click & Stay, secara daring, Jumat (18/06).

    Intiland mengapresiasi kebijakan insentif fiskal dari pemerintah dan perbankan yang memudahkan konsumen mewujudkan pembelian hunian impiannya. Stimulus kebijakan ini membantu para konsumen yang sudah siap secara finansial untuk melakukan pembelian properti. faktor lain yang mendukung yakni harga properti saat ini sedang di posisi rendah dan banyak developer menawarkan promo penjualan yang sangat menguntungkan konsumen.

    Harto Laksono menambahkan bahwa kebutuhan properti saat ini mengalami pergeseran. Masyarakat atau calon konsumen cenderung menjadikan ketersediaan fasilitas ruang terbuka hijau dan kawasan tinggal yang tidak padat menjadi prioritas. Aspek kesehatan tersebut mendukung kegiatan bekerja dan belajar di rumah.

    “Kami menyadari bahwa perlu berinovasi menciptakan pasar, yakni perumahan yang desainnya lebih fungsional sesuai permintaan dan kebutuhan konsumen, serta demografi usia dan pendapatan konsumen,” kata Harto Laksono.

    Susan Pranata, Direktur Pemasaran Korporat Intiland mengataka bahwa saat ini adalah momentum terbaik bagi konsumen untuk pembelian properti. Pasar properti dalam tren positif seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan masyarakat. Insentif kebijakan pemerintah terbukti cukup efektif mendorong minat beli properti masyarakat,” tambah

    Perseroan optimitik prospek pasar properti nasional akan berangsur-angsur membaik ke depan. Sedikitnya ada beberapa faktor yang dapat mendorong tren pertumbuhan properti, seperti pasar kelompok milenial yang terus berkembang dan adanya stimulus kebijakan dari pemerintah. Selain itu adanya optimisme masyarakat terhadap distribusi vaksinasi Covid-19 untuk mendorong pemulihan ekonomi, sehingga dapat mempengaruhi keyakinan konsumen untuk kembali membeli properti. ***

     

  • Tapera Harus Lebih Perkasa Merumahkan MBR

    JAKARTA,KORIDOR—Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadikan landasan bagi Badan Pengelola (BP) Tapera untuk segera beroperasi.  Harapannya adalah kehadiran Tapera memudahkan masyarakat mengakses ke sistem pembiayaan perumahan yang saat ini masih terbatas.

    Nah, beban besar itulah kini yang ada di pundak BP Tapera. Karena itu sebagai eksekutor. BP Tapera  kemudian diberikan sejumlah kewenangan.  Agar tugasnya menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan layak dan terjangkau bagi pesertanya bisa tercapai.

    Pekerja yang pertama kali diwajibkan menjadi peserta adalah aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS). Dan ASN eks peserta Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum-PNS). ASN baru diwajibkan membayar iuran Tapera pada Januari tahun ini.

    Kawasan Perumahan Bersubsidi/#foto Istimewa/Vivanews

    Setelah itu, lingkup kepesertaan Tapera diperluas secara bertahap. Tahap kedua adalah pekerja di perusahaan badan usaha milik negara dan daerah serta TNI-Polri. Tahap ketiga berlaku untuk pekerja swasta, pekerja mandiri, dan pekerja sektor informal. Tenggat kepesertaan paling cepat untuk kedua tahap ini belum ditentukan.

    ”Khusus perusahaan swasta, diberikan waktu sampai tujuh tahun ke depan setelah PP ditetapkan untuk mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta Tapera,” kata Ariev Baginda Siregar, Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera

    Untuk iuran Tapera sebesar 3 persen tersebut, sebanyak 0,5 persen ditanggung oleh pemberi kerja dan sisanya sebesar 2,5 persen ditanggung oleh pekerja (potong gaji karyawan untuk iuran Tapera). Khusus untuk peserta mandiri, iuran dibayarkan sendiri.

    Pundi Jumbo Dana Tapera

    Akhir tahun ini, kabarnya Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan yang selama 11 tahun ini mengelola dan menyalurkan Kredit Pemiikan Rumah (KPR) skema subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan  selama  (FLPP) akan meleburkan diri ke dalam lembaga BP Tapera.

    Artinya  portofolio PPDPP yang selama ini menyalurkan KPR FLPP akan ikut dilebur dan menjadi rapor pembiayaan KPR Subsidinya BP Tapera. Tercatat per Juni 2021 total penyaluran dana FLPP dari 2020 hingga 2021 mencapai 845.482 unit rumah senilai Rp64,37 triliun. Dan akan terus bertambah jika target penyaluran sebanyak 157.500 unit rumah terpenuhi.

    Berpindahnya pengelolaan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu menurut Muhamad Joni, Sekretaris The HUD Institute  jelas akan membikin jumbo pundi-pundi dana kelolaan BP Tapera ke depan.

    “Postur Dana Tapera akan bertambah besar dari semula iuran ASN, tahun depan ditambah dana FLPP dan tujuh tahun lagi dari pekerja swasta dan mandiri.  Karena itu kinerja pelayanan “mesin” BP Tapera dengan Dana Tapera itu, harus lebih perkasa dan musti lebih mencorong jika dibandingkan era FLPP.” Ujarnya.

    Sebab itu, ada beberapa implikasi yang musti diketahui dan diemban BP Tapera,  yang mengelola dana amanat, baik dari FLPP  maupun setoran Simpanan pekerja dan pemberi kerja, yang nota bene bukan APBN

    BP Tapera, lanjut Joni, jangan berpikir hanya penyediaan perumahan belaka, namun berdimensi penataan permukiman dan pembangunan perkotaan. Setidaknya, penyediaan perumahan berskala besar.

    “BP Tapera harus berani berinovasi. Fokus perdana boleh saja pada ASN tetapi tidak melupakan misi utamanya, menyediakan dana dan akses pembiayaan yang murah dan mudah untuk seluruh kelompok masyarakat,” tegasnya.

    Kolaborasi Segitiga Pelaku Perumahan Rakyat

    Guna menjawab tantangan itu, pertengahan Mei 2021 lalu, BP Tapera, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan Perum Perumnas berkolaborasi akan membiayai 11.000 unit rumah dari KPR Tapera.  Melalui kemitraan tersebut, masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah dengan berbagai manfaat dan kemudahan dari fasilitas KPR  Tapera.

    Adi Setianto, Komisioner BP Tapera mengatakan bahwa proyek kolaborasi itu akan menjadi tonggak sejarah sekaligus batu lompatan untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan rumah rakyat Indonesia.

    “Kami menargetkan 11.000 unit rumah yang dibiayai melalui KPR Tapera. Tahap pertama, proyek inisiasi akan ditujukan bagi peserta awal BP Tapera yakni para Aparatur Sipil Negara (ASN),” tuturnya.

    Mou Proyek Inisiasi Perumahan Tapera, Jakarta,20/5#foto:BP Tapera

    Sementara itu, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengapresiasi inisiatif BP Tapera dalam menggandeng perusahaan milik negara yang fokus di sektor perumahan

    Bank BTN pun, lanjutnya, sigap berinovasi untuk menghadirkan produk KPR Tapera sehingga mempercepat pencapaian target besar tersebut.

    “Kami berkomitmen terus membantu BP Tapera untuk mewujudkan mimpi masyarakat Indonesia memiliki rumah yang layak huni,” tutur Haru.

    Atas adanya kolaborasi ini, Perumnas pun turut menyambut baik sinergi Proyek Inisisasi Penyaluran Pembiayaan Tapera dari BP Tapera ini. Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro mengatakan, Perumnas selalu sigap mendukung segala bentuk sinergi agar kebutuhan akan perumahan dapat segera oleh masyarakat melalui portofolio pembangunan dan penyediaan perumahan yang tersebar di seluruh kota Indonesia selama ini

    Lalu inovasi pembiayaan perumahan rakyat yang seperti apalagi yang akan digarap oleh BP Tapera? Tentu waktu yang akan menjawab

     

  • Gaet 5 Pengembang Besar, Hunian TOD KPR BTN Bonus Kompor Induksi

    JAKARTA,KORIDOR–Serius mendukung kemandirian energi nasional melalui Gerakan 1 Juta Kompor Induksi, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menggandeng lima pengembang besar dengan proyek hunian di kawasan Transit Oriented Development (TOD). Lewat kerja sama ini, seluruh hunian di TOD yang dibiayai Bank BTN dari para pengembang tersebut akan mendapatkan fasilitas kompor induksi.

    Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menginisiasi Gerakan 1 Juta Kompor Induksi untuk mewujudkan cita-cita kemandirian energi nasional. Bank BTN, lanjutnya, sebagai bagian dari BUMN ikut bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk mendukung cita-cita tersebut.

    Haru menuturkan penyediaan kompor listrik di hunian-hunian yang dibiayai Bank BTN juga sejalan dengan misi perseroan menghadirkan rumah yang aman dan nyaman. Sebab, penggunaan kompor induksi lebih murah dibandingkan kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan lebih aman.

    “Kami mengapresiasi para pengembang non-subsidi yang ikut mendukung visi pemerintah menjadikan Indonesia mandiri energi melalui Gerakan 1 Juta Kompor Induksi. Penyediaan kompor induksi di hunian TOD kami harapkan dapat menghadirkan tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia,” jelas Haru di sela acara Ayo Investasi Properti di Kawasan TOD Bersama Bank BTN di Jakarta, Rabu (28/4).

    Melalui kemitraan ini, proyek TOD milik PT Adhi Commuter Properti, PT Agung Podomoro Land Tbk., PT Adhi Persada Properti, Perum Perumnas, dan PT Wijaya Karya Realty yang dibiayai Bank BTN akan menyediakan fasilitas kompor induksi. Kehadiran kompor induksi di hunian TOD juga sesuai dengan karakteristik target market tipe hunian ini. Di mana, target pasar yang merupakan generasi milenial umumnya menginginkan hunian modern yang aman, nyaman, terjangkau, mobilitas mudah, dan akses transportasi yang dekat.

    Sebelumnya, Bank BTN juga telah menggandeng pengembang perumahan subsidi untuk penyediaan kompor induksi di hunian subsidi di kawasan Tangerang. Melalui kemitraan tersebut, akan ada 3.100 hunian subsidi yang menggunakan kompor induksi. Ke depannya, tambah Haru, Bank BTN akan terus menggandeng pengembang-pengembang lainnya baik subsidi maupun non-subsidi dalam rangka mendukung Gerakan 1 Juta Kompor Induksi.

    Sementara itu, hingga Maret 2021, penyaluran KPR Subsidi di emiten bersandi saham BBTN ini mulai tumbuh di level 0,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp80,5 triliun dari Rp79,99 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Secara total, BBTN telah menyalurkan KPR senilai Rp203,11 triliun per Maret 2021 atau tumbuh 5,37% yoy dari Rp192,76 triliun di bulan yang sama tahun lalu.

  • Keren, Unit Rumah KPR Bersubsidi Dari BTN Dilengkapi Kompor Induksi

    JAKARTA,KORIDOR–PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. membidik seluruh penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi BTN pada 2021, akan menggunakan kompor induksi. Target tersebut merupakan wujud komitmen Bank BTN mendukung Gerakan Konversi 1 Juta Kompor LPG ke Kompor Induksi yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

    Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan program bundling KPR Subsidi dengan kompor induksi tersebut merupakan hasil kemitraan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Program ini juga sejalan misi perseroan untuk menyediakan hunian murah, nyaman, dan aman bagi masyarakat Indonesia.

    “Jika dihitung nilai penggunaannya sehari-hari, kompor induksi itu lebih murah dan aman. Penggunaan kompor induksi di seluruh rumah subsidi yang kami biayai juga dapat mengakselerasi kemandirian energi nasional,” ujar Hirwandi di Jakarta, Jumat (23/4).

    Sebagai wujud dukungan atas komitmen tersebut, pada Jumat (23/4), Bank BTN menggelar Akad Perdana KPR Subsidi BTN dalam rangka Gerakan 1 Juta Kompor Induksi bersama PLN. Akad tersebut digelar di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang, Banten. Adapun akad perdana diikuti oleh 71 debitur dari total 3.100 unit rumah yang ada di lokasi tersebut.

    “Ke depannya, tentu setiap perumahan subsidi yang kami biayai di tahun ini juga akan mendapatkan fasilitas serupa,” kata Hirwandi.

    Rumah yang menggunakan kompor induksi, yang dibiayai Bank BTN akan memperoleh insentif dari PLN berupa keringanan biaya penyambungan listrik.

    “Kami berharap dukungan penuh untuk Gerakan 1 Juta Kompor Induksi ini dapat mendongkrak akselerasi kemandirian energi nasional,” tutup Hirwandi.

    Sementara itu, hingga akhir Maret 2021, emiten bersandi saham BBTN ini juga sukses mencatatkan pertumbuhan penyaluran KPR Subsidi. Catatan keuangan Bank BTN menunjukkan, KPR subsidi tercatat naik 9,04% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I/2021.

    Pertumbuhan KPR Subsidi tersebut tercatat menjadi penopang terbesar penyaluran kredit dan pembiayaan BBTN yang naik sebesar 3,19% yoy menjadi Rp261,34 triliun per akhir Maret 2021.

  • Kuartal I/2021 BTN Raih Peningkatan Laba Bersih Rp625 Milyar

    JAKARTA,KORIDOR–Sepanjang tiga bulan pertama di tahun 2021, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. kembali mencatatkan pertumbuhan positif kendati berada di bawah tekanan pandemi. Per 31 Maret 2021, Bank BTN berhasil menorehkan peningkatan laba bersih sebesar 36,75% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp457 miliar di kuartal I/2020 menjadi Rp625 miliar.

    Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi agar tetap mencatatkan pertumbuhan positif terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sembari melaju, lanjut Haru, Bank BTN akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi.

    “Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Ke depannya, kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” jelas Haru di sela Konferensi Pers Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I/2021 di Jakarta, Kamis (22/4).

    Dalam catatan keuangannya, emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan perolehan laba bersih ditopang peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan bunga BBTN tercatat naik 2,99% yoy menjadi Rp6,35 triliun. Perseroan juga sukses menekan beban bunga sebesar 10,28% yoy dari Rp3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun. Dengan langkah tersebut, pendapatan bunga bersih Bank BTN tercatat naik di level 27,32% yoy menjadi Rp2,77 triliun.

    Perolehan pendapatan bunga BBTN tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp261,34 triliun per kuartal I/2021. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut tercatat naik 3,19% yoy dari Rp253,25 triliun per kuartal I/2020. Adapun, pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut pun berada di atas penyaluran kredit perbankan nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam kredit perbankan nasional  terkoreksi hingga 2% yoy per Januari 2021.

    Laporan keuangan Bank BTN menunjukkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BBTN. KPR subsidi Bank BTN tercatat naik 9,04% yoy menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I/2021. KPR Non-subsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2% yoy menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23% yoy menjadi Rp236,57 trilliun.

    Kemudian, pada kredit di segmen non-perumahan tercatat tumbuh 2,87% yoy menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43% yoy dan 7,44% yoy.

    Penyaluran kredit juga terus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Per kuartal I/2021, BBTN mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di posisi 1,94%. Posisi tersebut turun 44 basis poin (bps) dari 2,38% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bank BTN juga tetap memupuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menjadi sebesar 115,93% per Maret 2021 atau naik. 1.027 bps.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Wholesale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan perseroan memang sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL. “Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” tutur Novie.

    Sementara itu, Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin mengatakan per 31 Maret 2021, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 33,01% yoy menjadi Rp294,91 triliun. Kenaikan DPK tersebut juga terpantau melaju di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional yang melaju di level 11% yoy per Januari 2021.

    Rekam keuangan Bank BTN menunjukkan peningkatan DPK tersebut disumbang kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito yang masing-masing tumbuh sebesar 33,91% yoy, 4,29% yoy, dan 41,44% yoy. Dengan kenaikan simpanan masyarakat tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN juga turun sebesar 2.561 bps ke level 88,62% di Maret 2021.

    Dengan seluruh capaian kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan lonjakan aset di level 21,92% yoy menjadi Rp375,73 triliun per kuartal I/2021. Laju peningkatan aset tersebut juga berada di atas rata-rata peningkatan aset nasional sebesar 7% yoy per Januari 2021. “Bagi kami, pertumbuhan yang berkelanjutan adalah yang utama. Sehingga, kami berupaya mengoptimalkan kualitas aset yang kami miliki,” terang Jasmin.

    Bisnis Syariah Tetap Melaju

    Sementara itu, sejalan dengan pertumbuhan di bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga mencatatkan peningkatan positif. Per Maret 2021, aset UUS BTN tersebut naik 16,8% yoy menjadi Rp33,63 triliun dari Rp28,79 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.

    Kenaikan aset tersebut disumbang laju peningkatan DPK yang dihimpun BTN Syariah. Per kuartal I/2021, BTN Syariah sukses menghimpun dana senilai Rp25,75 triliun atau naik 23,04% yoy dari Rp20,93 triliun. BTN Syariah juga mencatatkan peningkatan pembiayaan sebesar 6,50% yoy menjadi Rp25,47 triliun pada Maret 2021 dari Rp23,92 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Dengan capaian tersebut, UUS BTN meraih laba senilai Rp60,14 miliar per Maret 2021.

     

  • 2020, SMF Bukukan Kinerja Positif

    JAKARTA,KORIDOR– Ditengah pandemi Covid 19 yang masuk ke Indonesia sejak Maret 2020 lalu, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2020, terutama dalam menjalankan misinya mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan.

    Berdasarkan hasil laporan keuangan 2020 Perseroan (audited), hingga akhir tahun 2020, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 mencapai Rp69,15 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir tahun 2020 mencapai sebesar Rp32,57 Triliun.

    Pencapaian kinerja yang positif tersebut ditopang dari kegiatan sekuritisasi sebesar Rp631 Miliar, penyaluran pinjaman sebesar Rp6,43 Triliun, serta penerbitan surat utang sebesar Rp7,27 Trililun. Adapun laba bersih di tahun 2020, mencapai Rp470 miliar

    Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2020, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp7,27 Triliun melalui penerbitan obligasi PUB V Tahap III sebesar Rp4 Triliun, PUB V Tahap IV sebesar Rp2,11 Triliun, sukuk mudharabah PUB I Tahap II sebesar Rp346 Miliar, MTN  IX  sebesar Rp700 Miliar dan MTNS X sebesar Rp110 Miliar Sampai dengan akhir tahun 2020, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp18,16 Triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp1,5 Triliun.

    Untuk transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009, sampai dengan 31 Desember 2020,  SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,78 triliun. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan.

    Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,08 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 84,20% wilayah barat, 15,12% wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68% wilayah timur.

    Selain itu SMF juga aktif merealisasikan beberapa program penugasan khusus dari Pemerintah diantaranya Program Pembiayaan Homestay di Destinasi Pariwisata Prioritas , dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.

    Terkait Program Pembiayaan Homestay, sepanjang 2020 SMF telah bersinergi dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif dalam merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Desa Kemuning (Karanganyar, Jawa Tengah), Desa Mertak (Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat), dan Desa Sarongan (Banyuwangi, Jawa Timur).

    Sementara itu untuk realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh SMF telah merealisasikan program di Kelurahan Bira (Makassar, Sulawesi Selatan), Kelurahan Krapyak (Pekalongan, Jawa Tengah), dan Kelurahan Mauk, (Tangerang, Banten).

    Pencapaian positif Perseroan di tahun 2020, tidak terlepas dari dukungan Pemegang Saham dan Stakeholder Perseroan baik dukungan regulasi, aktivitas bisnis (melalui perluasan mandat) maupun kegiatan operasional dalam penerapan Good Corporate Governance pada Perseroan.

     Rencana Kerja 2021 & Perluasan Mandat SMF

     Dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya di sektor perumahan, pada tahun 2021 SMF akan memperkuat perannya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan melalui kegiatan bisnis diantaranya melalui optimalisasi penyaluran KPR FLPP, dukungan kepada sektor supply sektor perumahan, pengembangan pembiayaan KPR untuk masyarakat non fixed income, dan pengembangan pembiayaan mikro perumahan.

    Tahun ini SMF akan mendapatkan Penyertaan Modal  Negara  (PMN) dari Pemerintah sebesar Rp2,25 triliun yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021. PMN tersebut seluruhnya akan dialokasikan untuk program penurunan beban fiskal Pemerintah melalui kontribusi SMF pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).

    “Angka tersebut, oleh SMF akan di-leverage hingga Rp6,37 triliun melalui penerbitan surat utang, ditambah dana sebesar Rp19,12 triliun yang berasal dari Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Pemerintah (PPDPP) untuk membiayai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) program FLPP, sehingga total dana yang akan digulirkan kurang lebih Rp25 triliun itu untuk memproduksi KPR program FLPP sebanyak 157.500 unit rumah dengan bunga yang ujungnya kepada tiap debitur MBR  (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) adalah fix rated 5% selama 20 tahun,” ucap Ananta.

    Lebih lanjut Ananta mengungkapkan bahwa dalam mendorong PEN di sektor perumahan, SMF juga merealisasikan amanat Pemerintah sebagai Wakil Pelaksana Investasi kepada Perum Perumnas yang telah dilakukan tahap pertama di tahun 2020 sebesar Rp200 miliar dari total Rp650 miliar, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan melalui sinergi, transformasi, dan reposisi peran Perumnas dalam ekosistem perumahan nasional.

    Selain itu, melalui perluasan mandatnya, SMF akan memperkuat fungsi dan perannya  dalam mendukung peningkatan kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan yang berkesinambungan baik dari sisi suppy dan demand. Dalam melengkapi perannya untuk memajukan ekosistem perumahan Indonesia, SMF berencana untuk menjalankan program kredit  mikro perumahan yang lebih down to earth kepada masyarakat. Dalam merealisasikan hal tersebut, saat ini SMF tengah menjajaki sinergi dengan para pemangku kepentingan.

    Dalam memperluas model bisnis, SMF juga menjalin kerja sama dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT.PII terkait penjajakan potensi penerapan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di sektor perumahan dan permukiman.

  • Begini Strategi BTN Menggenjot Realisasi KPR Non Subsidi

    JAKARTA, KORIDOR—Memasuki pertengahan semester I industri properti tanah air kian menggeliat. Seiring dengan program vaksinasi Covid-19 sejak Februari lalu, optimisme industri properti pun kian bertambah salah satunya relaksasi yang dilakukan BI yaitu kebijakan DP 0% dan kemudian PPn 0%. Tak mau kehilangan momen, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali menggandeng pengembang properti terkemuka guna menggenjot pencapaian target realisasi KPR Non Subsidi.

    Kali ini BTN melakukan PKS dengan salah satu perusahaan pengembang terkemuka, PT. Premier Qualitas Indonesia (Group) untuk proyek perumahan landed house di kawasan Kranggan dan Kodau, Kota Bekasi, yakni Premier Estate 2 & 3. Kolaborasi tersebut, ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS), pada Kamis (25/3/2021).

    “Program vaksinasi di tahun kedua covid-19 ini jelas telah menambah kepercayaan diri hampir semua sektor industri, termasuk properti. Kita ingin bersama mencapai harapan salahsatunya dengan menjalin kerjasama dengan develover besar untuk memperluas jaringan dan bagian dari upaya mencapai target realisasi KPR Non Subsidi tahun 2021,” ujar Executive Vice President Nonsubsidize Mortage & Personal Loan BTN Suryanti Agustinar, usai teken PKS.

    Yanti juga menuturkan, PT. Premier Qualitas Indonesia (Group) merupakan pengembang skala besar berpengalaman sejak tahun 1998 dengan 25 projek properti di seluruh kawasan Jabodetabek. Karenanya, BTN memutuskan teken PKS  bagi pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tersedia pada proyek tersebut. “Kerjasama ini juga merupakan upaya BTN mendongkrak daya beli masyarakat pascapandemi, dengan program BTN tanpa perlu membayar pokok kredit selama 2 tahun dan DP 0 persen,” imbuhnya.

    Sejak tahun pertama Pandemi Covid-19 Bank BTN telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong daya beli masyarakat. Antara lain dengan mengembangkan layanan digital lewat www.btnproperty.co.id, menggelar pameran virtual, BTN Virtual Property Expo untuk dapat mewujudkan impian memiliki rumah.

    Premier Estate 2 & 3 merupakan projek landed house yang berkonsep hunian alam tropis nan hijau yang menawarkan hunian asri dan berkualitas. Berada di kawasan timur Cibubur tepat nya di Jalan Raya Kodau dan Jalan Raya Kranggan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang kehidupan modern saat ini di antaranya Club House, PlayGround, Health & Welness, Internet Fiber Optic, Estate Management Professional, PLN Prioritas Premium Silver.

    Direktur PT. Premier Qualitas Indonesia (Group), Yenny Palau mengatakan, PKS yang baru pertama dilakukan dengan Bank BTN ini diharapkan akan mampu mendongkrak pemasaran proyek tersebut dengan harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 1,3 M s/d Rp. 3,5 M.

    “Kami berterima kasih atas kepercayaan Bank BTN, dan kami juga berharap kerjasama ini akan terus berlanjut pada proyek-proyek kami yang lain, dan tentunya harapan kami ini akan semakin mendongkrak penjualan kami,” pungkasnya. (zh)

  • convertCASH Beri Solusi Talangan Cicilan KPR & KKB Tanpa Bunga, Tanpa Pinjaman

    JAKARTA, KORIDOR – Pandemi juga membuat banyak orang tertekan akan komitmen cicilan bulanan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) & KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) mereka.

    Memahami hal ini, convertCASH, sebuah platform fintech revolusioner memberi solusi fintech inovatif yang memungkinkan pengguna untuk membayar cicilan bulanan rumah dan mobil hingga 45 hari tanpa bunga.
    convertCASH adalah Fintech pertama dengan Scalable Artificial Intelligence yang menyediakan “Layanan Perpanjangan Pembayaran Angsuran (LPPA) + Global Cash Reward Eco System Platform” untuk pengguna pinjaman mobil dan rumah.

    Co-Founder convertCASH, Jason Bak menjelaskan, convertCASH convertCASH yang diluncurkan pada November 2020 hadir untuk membantu masyarakat menangani masalah arus kas dalam cicilan bulanan mereka. Dengan tagline “Kami Talangi untuk Anda dulu”, convertCASH bermanfaat untuk membantu semua orang meringankan beban bulanan mereka.

    “ConvertCASH memikirkan kembali cara cicilan mobil / rumah bulanan Anda & memberikan nilai tambah ke cicilan tetap bulanan mobil dan rumah pengguna. Komitmen tagihan tetap bulanan membuat semua orang menjadi tertekan. Pengguna dapat mengandalkan convertCASH meskipun mereka tidak memiliki cukup uang di bank untuk melunasi cicilan bulanan mobil / rumah mereka,” kata Jason.

    “Ini bebas bunga, tidak perlu pinjaman, dan persetujuannya instan. Kami hanya memerlukan pengguna memiliki kartu kredit sebagai jaminan saat menggunakan manfaat convertCASH “Kami Talangi dulu untuk Anda”. Pengguna kemudiannya dapat membayar kembali ke kartu kredit tersebut tanpa ada biaya bunga hingga 45 hari,” tambah Jason.

    Jason menambahkan bahwa secara tradisional, jika mobil dan / atau pemilik rumah tidak memiliki cukup uang untuk bulan itu, mereka harus meminjam uang dari teman atau keluarga. Tetapi dengan convertCASH, mereka tidak perlu mengajukan pinjaman atau meminjam dari siapa pun. Mereka hanya perlu mengisi detail penerima di Aplikasi convertCASH dan pembayaran angsuran akan dilakukan dalam tiga hari kerja.

    “Tidak perlu aplikasi, tidak perlu pinjaman, tidak perlu meminjam,” ungkap Jason.

    Hanya butuh 3 langkah sederhana bagi pengguna untuk mulai menggunakan convertCASH, yaitu: Unduh Aplikasinya, Daftarkan dengan email dan ponsel pengguna, dan Mulai gunakan fitur convertCASH “Kami Talangi dulu untuk Anda”.

    “Jumlah transaksi maksimum yang dapat dilakukan melalui convertCASH adalah Rp. 72,5 Juta. Sampai saat ini, kami memiliki total rata-rata Rp. 1,8 Milyar transaksi yang telah dilakukan melalui platform convertCASH. Setiap transaksi sangat berarti bagi kami. Itu artinya kami telah berhasil membantu orang-orang untuk meringankan masalah mereka,” jelas Jason.

    Menggunakan convertCASH memberi pengguna ketenangan pikiran dan menghilangkan kegalauan karena harus memenuhi cicilan tetap bulanan mobil dan rumah. Dan dengan Aplikasi convertCASH, pengguna dapat melakukan pembayaran saat bepergian – di mana pun dan kapan pun.

    Pengguna dengan mudah dapat memulai pembayaran dalam hitungan menit semua dari satu aplikasi, yaitu convertCASH. Dengan persetujuan instan dan pendekatan bebas risiko dari platform, mereka dapat menikmati perpanjangan kredit gratis untuk membantu meringankan beban keuangan bulanan tetap mereka.

    “Dengan strategi ekonomi digital tanpa batas yang tak tertandingi, tujuan kami adalah membantu lebih banyak perusahaan dan pengguna untuk mengubah hidup mereka dengan konvergensi ekonomi digital dan tradisional.”
    Sebagai “Layanan Perpanjangan Pembayaran Angsuran (LPPA)” dan platform eko-sistem reward tunai global, convertCASH menganut filosofi Steve Jobs yaitu “Ciptakan produk untuk mengubah hidup orang.”

    “Pendekatan “Kami Talangi Dulu untuk Anda” memberikan nilai tambah instan dan akan menjadi pemicu transformasi signifikan di bidang Fintech. Tim kami sangat siap untuk menyadari dan merangkul potensi penuh dari ekonomi global digital yang sedang berkembang,” kata Jason.

    “Kami percaya bahwa convertCASH adalah yang paling pertama dalam menggabungkan bisnis tradisional dengan ekonomi digital dan menerapkan prinsip yang dinikmati oleh perusahaan-perusahaan seperti Uber dan Airbnb ke dalam wilayah baru.”

    Berkantor pusat di Singapura, convertCASH mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia, Malaysia, Australia, dan wilayah ASEAN. Platform ini berencana untuk memperluas jaringannya ke Hong Kong, Thailand, Vietnam dan Filipina pada kuartal kedua tahun ini dan ke Jepang, Korea, Cina pada tahun 2022. Aplikasi ini tersedia di iOS, Android, dan Huawei.

    Penulis: Reza Gantara

  • Dorong Pemenuhan Hunian bagi MBR, BTN Siap Dukung Tapera

    JAKARTA, KORIDOR—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Menyatakan kesiapannya untuk mendukung Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) guna mempercepat penyediaan hunian layak huni bagi sekitar 9,1 juta masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia yang diantaranya memiliki penghasilan di bawah Rp4 juta.

    Adapun, saat ini Tapera tengah menyiapkan penyusunan skema pembiayaan perumahan bagi MBR. Sasaran program Tapera tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan MBR termasuk yang berpenghasilan di bawah Rp4 juta.

    Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmarhargyo mengatakan kelompok MBR dengan penghasilan di bawah Rp4 juta tersebut mendominasi porsi backlog akibat meningkatnya jumlah permintaan atas rumah dari para wong cilik tersebut setiap tahun. Sementara kapasitas penyediaan perumahan untuk segmen MBR belum dapat memenuhi kebutuhan mereka.

    “BTN sudah dipastikan siap untuk mendukung program Tapera tersebut. Dengan infrastruktur, jaringan ke mitra pengembang, dan pengalaman BTN dalam pembiayaan perumahan khususnya untuk subsidi bagi MBR, sampai dengan saat ini Bank BTN berkomitmen penuh mendukung program rumah nasional. Termasuk dalam hal ini mendukung Tapera dalam menyediakan hunian berkualitas terutama bagi MBR dengan penghasilan di bawah Rp4 juta,” jelas Haru dalam Forum Group Discusion (FGD) bertajuk Housing Availability for Economically Weaker Section di Jakarta, Kamis (18/3).

    Hingga saat ini, Bank BTN pun tengah menggodok skema kredit pemilikan rumah (KPR) untuk mendukung program Tapera. “Target kami adalah dapat memberikan hunian yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan Program Satu Juta Rumah milik pemerintah,” ujar Haru.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Consumer and Commercial Banking Bank BTN Hirwandi Gafar menuturkan untuk dapat menyediakan perumahan bagi kelompok MBR tersebut, diperlukan upaya yang komprehensif. Beberapa upaya tersebut meliputi ketersediaan lahan dan bangunan yang efisien namun berkualitas.

    Hirwandi menambahkan, diperlukan juga prasarana dan sarana umum yang memadai, serta insentif untuk pembiayaan konstruksi untuk menyediakan rumah bagi para MBR. “Dengan berbagai langkah komprehensif tersebut, kami meyakini akan semakin banyak MBR yang dapat memiliki hunian berkualitas,” kata Hirwandi.

    Sementara itu, Bank BTN terus melakukan berbagai inovasi di segmen KPR Subsidi yang menyasar MBR. Bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut memiliki produk KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dengan bantuan uang muka hingga Rp40 juta.

    Kemudian, Bank BTN juga menawarkan produk KPR Subsidi dengan bunga 5% fix rate atau tetap hingga 20 tahun. Perseroan juga memiliki produk KPR BTN Mikro yang menyasar para pekerja informal mulai dari tukang bakso, tukang cukur rambut, hingga tukang ojek online dan para pekerja lain yang memiliki penghasilan tidak tetap.

    Dengan berbagai inovasi tersebut, sampai dengan Februari 2021, emiten bersandi saham BBTN ini tercatat telah menyalurkan KPR Subsidi sekitar Rp107,93 triliun untuk 1,3 juta debitur. Kendati berada di masa pandemi, posisi KPR Subsidi BTN tersebut tercatat tumbuh 7,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp100,03 triliun pada Februari 2020 yang telah dimanfaatkan oleh sekitar 1,23 juta debitur di seluruh Indonesia. (*)

Back to top button