Tol Trans Sumatera Bakal Pacu Geliat Properti di Sumatera
Total panjang Trans Sumatera hingga akhir 2020 mencapai 677 kilometer
JAKARTA, KORIDOR – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera dari Provinsi Lampung hingga Aceh sepanjang 2.987 kilometer (Km). Hingga akhir 2020, 677 Km Tol Trans Sumatera Sudah Beroperasi. Proyek infrastruktrur ini juga diproyeksikan akan mendorong geliat properti di Pulau Sumatera.
Tol Trans Sumatera terdiri dari koridor utama (back bone) sepanjang 2.069 Km dan koridor pendukung (sirip) 919 Km dengan progres hingga akhir Agustus 2020 sudah beroperasi sepanjang 648 Km atau sebanyak 9 ruas.
Sembilan ruas yang sudah operasional tersebut yakni Bakauheni -Terbanggi Besar 140 Km, Terbanggi Besar – Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 Km, Kayu Agung-Jakabaring 33 Km, Palembang – Indralaya 22 Km, Medan – Binjai 13 Km, Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi 62 Km, Belawan – Medan – Tanjung Morawa 43 Km, Seksi IV Aceh-Sigli 14 Km yang baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (25/8/2020) lalu, serta satu ruas lagi Pekanbaru-Dumai 131 Km yang sudah selesai dan menunggu waktu peresmian.
Data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR menyebutkan setelah seksi IV jalan tol Banda Aceh-Sigli, ruas tol Trans Sumatera yang selanjutnya akan beroperasi pada November 2020 adalah tol Kayu Agung-Palembang-Betung segmen Jakabaring-Kramasan sepanjang 9 Km. Progres ruas jalan tol tersebut kini sudah mencapai 98%.
Segmen tersebut merupakan bagian dari Seksi I Kayu Agung – Palembang (Jakabaring) sepanjang 34 Km yang sudah beroperasi tanpa tarif sejak April 2020, dimana Kramasan merupakan exit ke Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera.
Selanjutnya untuk Seksi II Palembang – Betung telah dimulai pada Juli 2020 dan ditargetkan pembangunan tol Kayu Agung – Palembang – Betung selesai secara keseluruhan pada Januari 2022. Kehadiran tol Kayu Agung – Palembang sudah lama dinantikan warga Sumatera Selatan (Sumsel) guna mendukung kelancaran pergerakan orang dan barang (logistik).
Selanjutnya, tercatat sebanyak dua ruas jalan tol Trans Sumatera sepanjang 20 Km yang ditargetkan menyusul operasional pada Desember tahun 2020. Kedua ruas tersebut yakni Seksi 3 tol Sigli-Banda Aceh Jantho-Indrapuri (16 Km) dan Medan-Binjai seksi 1A Veteran-Tanjung Mulia (4 Km).
Saat ini progres konstruksi masing-masing ruas tersebut sebesar 65% dan 89%. Dengan tambahan ketiga ruas tersebut, maka total panjang Trans Sumatera hingga akhir 2020 mencapai 677 Km.
Ruas Banda Aceh-Sigli merupakan bagian dari Trans Sumatera yang menjadi proyek strategis nasional. Dengan dibangunnya tol akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar 2-3 jam menjadi 1 jam perjalanan. Secara keseluruhan ruas tol Banda Aceh-Sigli ini terbagi menjadi enam seksi dengan total investasi sebesar Rp 12,35 triliun. Progres konstruksinya secara keseluruhan saat ini sebesar 50% dan ditargetkan rampung akhir 2021.
Sementara ruas tol Medan-Binjai Seksi 1 A (Veteran – Simpang Susun Tanjung Mulia) merupakan bagian dari ruas tol Medan – Binjai dimana ruas Veteran-Binjai sepanjang 13 Km telah beroperasi sejak Oktober 2017.
Pengusahaan tol Medan-Binjai merupakan bagian dari penugasan Pemerintah kepada PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun. Jalan tol yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai ini dibangun untuk meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi logistik barang dan jasa, serta memperkuat struktur kawasan perkotaan metropolitan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo.
Geliat Properti
Beroperasinya sejumlah ruas tol Trans Sumatera diprediksi akan mendorong banyak pembangunan proyek properti di sepanjang ruas tol tersebut.
Ketua Realestat Indonesia (REI) Sumatera Selatan Bagus Bagus Pranajaya Salam berpendapat keberadaan tol Trans Sumatera akan memunculan titik-titik baru pengembang properti khususnya hunian dan kawasan komersial di Sumatera.
Di Sumatera Selatan misalnya, saat ini sudah ada beberapa pengembang yang mengajukan izin dan rencana untuk ikut mengembangkan properti di sekitar tol Trans-Sumatra yakni di ruas Palembang-Kayu Agung-Betung. Mungkin nanti menyusul di ruas-ruas baru yang sudah rampung dan beroperasi.
“Ya ada beberapa pengembang lokal dan nasional yang sudah urus izin. Skalanya dari menengah hingga besar, ada hunian dan kompleks komersial, “ kata dia.
Oleh karena itu, kata Bagus, REI Sumsel sangat menyambut baik keberadaan tol Trans Sumatera dan berharap pemerintah daerah memberikan dukungan dari sisi regulasi perizinan, pertanahan dan tata ruang yang baik demi pembangunan di Sumatera Selatan.
Ketua REI Aceh, Muhammad Nofal juga berharap keberadaan tol Trans Sumatera terutama ruas Banda Aceh-Sigli dan Binjai-Langsa akan mendorong pemerataan pembangunan hunian terutama perumahan rakyat di Aceh.
Saat ini pembangunan rumah rakyat di Aceh mayoritas terkonsentrasi di Banda Aceh dan sekitarnya serta Lhokseumawe dan sekitarnya.
“Dengan adanya jalan tol, maka pengembang di Aceh akan memiliki area yang lebih luas untuk membangun perumahan hingga Sigli dan Langsa sekitarnya.
Oleh karena itu, REI Aceh mendukung penuh pembangunan tol Trans Sumatera dapat rampung sesuai target pemerintah,” tegas Nofal.