AktualLipsus

Konsumen Yang Membeli Properti Ramah Lingkungan Juga Perlu Diberikan Insentif

Hingga saat ini belum ada insentif yang diberikan pemerintah dan perbankan untuk pengembang yang telah menerapkan konsep ESG dan green building

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE— Environmental, Social, and Governance  (ESG) saat ini telah menjadi fokus bagi dunia bisnis dari berbagai sektor, termasuk properti. Telah banyak perusahaan diseluruh dunia mengakui bahwa ESG bisa menjadi  long term value creation bagi bisnis.  Internalisasi ESG dalam tata kelola bisnis dapat mempengaruhi posisi dan kinerja bisnis dalam jangka Panjang.

Sebagai perusahaan pengembang properti,  PT Intiland Development Tbk, sudah mengadopsi konsep ESG dalam tata kelola perusahaan. Dan akan terus mewujudkan komitmen keberlanjutan sesuai konsep ESG, disetiap proyek yang dikembangkan. Intiland juga memiliki panduan atau pedoman Interland Suistainability Design yang memuat pakem desain hijau dan bahkan fengshui yang sudah dibakukan.

Hal tersebut dikemukakan oleh Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, kepada sejumlah wartawan dalam acara halal bihalal, di Jakarta, Kamis, 02/04/24.

Lebih lanjut Theresia menjelaskan bahwa perusahaan sudah menjalankan komitmennya dalam mereduksi emisi karbon. Terlebih, pemerintah menargetkan nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang.

“Tahun lalu perusahaan berhasil mengurangi hingga 300 ton limbah organik di seluruh properti yang kami kembangkan. Salah satu contohnya, Intiland Tower Jakarta meluncurkan gerakan pengumpulan limbah botol untuk didaur ulang dengan pihak ketiga. Melalui kerjasama dengan manajemen kantor, berhasil mengumpulkan sekitar 7 kg hingga 8 kg per bulan,” ujarnya.

Sedangkan untuk material konstruksi, Intiland memilih bahan lokal dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek. Kemudian memanfaatkan dan melestarikan tanaman lokal dan asli, serta pemilihan bahan-bahan rendah karbon lainnya.

“Di tahun 2023, tren yang mencolok muncul dari total jumlah material yang digunakan dari tiga proyek kami mengalami penurunan signifikan, hanya sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Kami juga berhasil mempertahankan intensitas energi di dua gedung perkantoran dan empat gedung apartemen di bawah 200 kWh/meter persegi. Keenam gedung ini terdiri dari South Quarter, Intiland Tower Jakarta, 1Park Avenue, Aeropolis, Graha Golf, dan The Rosebay,” lanjutnya.

| Baca Juga:   Bank DKI Peduli Berikan Bantuan Anak dengan HIV (ADHIV) melalui Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta

Namun demikian, penerapan ESG dan green property ini belum sepenuhnya didukung oleh pemerintah dan juga perbankan.  Hingga saat ini belum ada insentif yang diberikan dari pemerintah dan perbankan untuk pengembang yang telah menerapkan konsep ESG dan green building. Demikian juga untuk konsumen yang membeli produk properti ramah lingkungan.

“Mestinya ada insentif pajak, atau bunga murah ke konsumen. Kemudian koefisien luas bangunan (KLB) dan koefisien dasar bangunan (KDB) bisa diperluas jika menerapkan green building yang telah tersertifikasi,” pungkasnya.

 

 

Erfendi

Penulis dan penikmat informasi terkait industri properti dan turunannya dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Email: exa_lin@yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button