Paradise Indonesia Berbagi Pengalaman, Melaju Tumbuh Lewat 4M
Pengembangan proyek dengan berlandaskan pada prinsip 4M juga telah menghantarkan INPP sukses mengelola 25 unit bisnis di delapan kota

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE—Industri properti di Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan yang menuntut solusi inovatif dan kemampuan beradaptasi. Tantangan-tantangan tersebut antara lain pergeseran preferensi konsumen, kemajuan teknologi, dan meningkatnya persaingan. Agar tetap kompetitif, industri properti perlu bersikap inovatif dan adaptif dengan memanfaatkan teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen yang semakin beragam
Selain itu, industri ini juga membutuhkan pengelola yang kritis dalam penggunaan teknologi dan dapat secara efektif memanfaatkan pengambilan keputusan berdasarkan data. Para pelaku industri properti juga harus memprioritaskan kesejahteraan karyawan, tanggung jawab sosial perusahaan, inisiatif keberagaman, dan inklusi.
Untuk menjawab berbagai tantangan itu, PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP) atau Paradise Indonesia, salah satu aktor utama dalam industri properti sudah menyiapkan beragam strategi guna memperkuat pertumbuhan bisnis ke depan.

Menurut, Anthony Prabowo Susilo-CEO & President Director INPP, Perseroan memiliki 4 strategi besar yang akan dijalankan dan menjadi menjadi acuan dalam menjalankan roda bisnis. Strategi tersebut dinamakan 4M.
“Pertama adalah Middle Up, setiap produk yang kami kembangkan menyasar segmen kelas menengah atas yang kita tahu segmen ini lebih stabil. Kedua, Mid Size. Kami mengerjalan proyek dengan skala menengah atau rata-rata dengan luasan 40 ribu m2. Ketiga Mixed Use, yaitu menggabungkan ritel, hotel, dan properti residensial. Dan terakhir Major Cities, dimana seluruh proyek INPP berlokasi di kota-kota utama Indonesia. Dengan pola 4 M ini kiprah bisnis kami terus melaju,” Anthony.
Pengembangan proyek dengan berlandaskan pada prinsip 4M juga telah menghantarkan INPP sukses mengelola 25 unit bisnis di delapan kota. Bukan hanya proyek properti, INPP terus mendorong pengembangan proyek yang ikonik dan menjadi destinasi dengan kesuksesan 100 persen proyek ter-deliver.
“Selama ini kiprah bisnis INPP tidak memiliki track record proyek yang mangkrak bahkan ada banyak proyek yang dikerjakan pada saat pandemi dan semuanya one hundred completion track record,” terang Surina, Direktur & CFO INPP

Untuk tahun ini INPP lanjut Surina, telah menganggarkan capital expenditure (capex) mencapai Rp1 triliun. Capex akan dioptimalkan untuk berbagai proyek yang saat ini berjalan. Ada tiga proyek prestisius yang saat ini tengah digarap yaitu Apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan, extension 23 Paskal Shopping Center di Bandung, dan 23 Semarang Shopping Center.
“Dengan aksi korporasi dan berbagai strategi yang telah ditetapakn, INPP menargetkan pertumbuhan pada tahun ini maupun tahun-tahun mendatang mencapai 20 persen,” tambahnya
Paradise Indonesia sejak pertama kali dibangun pada tahun 2002, lanjut Siti Utami, Chief Corporate Communication INPP senantiasa terdorong oleh keinginan untuk mengembangkan ruang-ruang yang mampu menyajikan lebih dari sekedar aspek visual dan fungsional dengan selalu mencari cara yang baru dan menarik untuk memastikan kebahagiaan pelanggan, melalui proyek yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
“Dengan konsep seperti itu kami dikenal sebagai developer yang senantiasa melahirkan proyek-proyek visioner. Ruangan yang kami bentuk selalu menyajikan pengalaman yang unik sehingga tidak mudah dilupakan dan orang terdorong untuk kembali,”ujarnya.
Proyek-proyek gaya hidup imajinatif yang dijalankan dirancang untuk menginspirasi dan mengajak, sehingga pada ujungnya menjadi destinasi serta ikon yang penuh semangat hidup dengan daya tarik sendiri. Konsep seperti itu yang terus diupayakan oleh INPP sepanjang perjalanannya ikut mewarnai bisnis properti.

“Kami mengembangkan destinasi gaya hidup ikonik yang membentuk interaksi sosial masyarakat dan memperkaya komunitas. Kami menghadirkan tempat yang nyaman dan pelayanan yang hangat di setiap proyek properti yang dibangun. Berbagai upaya itu untuk menciptakan momen tak terlupakan melalui properti yang melampaui kesan visual dan fungsional. Dan pada akhirnya merupakan perwujudan dari komitmen untuk mengambil bagian dalam peningkatan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan dari seluruh pemangku kepentingan,” imbuhnya
Segmen komersial masih menjadi andalan dan akan terus didorong Perseroan. Saat ini Paradise Indonesia tengah mengembangkan proyek mal di Semarang berkonsep commercial mall dengan karakteristik yang unik. Luas mal ini diproyeksikan mencapai 50 ribu m2 dan ditargetkan akan operasional tahun 2026.
Untuk tahun ini akan ada tambahan retail spaces dari proyek Antasari Place seluas 5.000 m2 bersamaan dengan serah terima unit apartemennya. Konsep mixed use akan terus dihadirkan untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas sekaligus untuk memberikan nilai tambah, experience konsumen, hingga kepuasan sehingga apa yang kami bangun selalu iconic dan menjadi destinasi.
“Okupansi rata-rata mal yang kami kelola mencapai 93 persen dan terus meningkat yang menunjukkan tren pemulihan khususnya setelah kita terpukul akibat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu,” tambah Anthony
Okupansi yang baik lanjutnya bisa dicapai dengan penerapan strategi yang matang khususnya fokus pada tenant mix dan spesialis dari sektor apparel, fashion, aksesoris, dan lainnya, sehingga bisa memberikan kontribusi yang baik. 23 Paskal dan beachwalk Shopping Center Bali bahkan mengalami antrian tenant dan ini menjadi dasar bagi Perseroan untuk pengembangan 23 Paskal Extention.
“Dengan situasi ini membuat kami optimistis menjalankan bisnis sepanjang tahun 2025. Salah satu penopangnya, porsi pendapatan berulang (recurring income) perusahaan mencapai 90 persen yang disumbang dari hotel 48 persen, komersial 42 persen, sementara pendapatan penjualan properti masih di angka 10 persen,” pungkasnya