Infrastruktur

Lima Proyek Tol Baru Ditawarkan ke Swasta

jalan tol/foto: istimewa

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penjajakan minat pasar (market sounding) melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk enam proyek infrastruktur senilai Rp 80,84 triliun.

Penyelenggaraan market sounding ini sangat penting dalam menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan di tengah pandemi Covid-19 guna mendukung memperlancar distribusi bahan pokok, mengurangi biaya logistik, menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, membuka lapangan pekerjaan serta mengakselerasi nilai tambah bagi perekonomian rakyat.

Enam proyek KPBU yang ditawarkan adalah lima proyek jalan tol dan satu proyek jembatan yakni Jalan Tol Semanan-Balaraja sepanjang 32,39 km dengan nilai investasi Rp 15,53 triliun, Jalan Tol Layang Cikunir-Ulujami sepanjang 21,5 km dengan nilai investasi Rp 21,57 triliun, dan Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat sepanjang 61,5 km dengan investasi Rp 15,38 triliun.

Kemudian proyek Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,7 km dengan nilai investasi Rp 7,53 triliun, Jalan Tol Semarang Harbour sepanjang 21,03 km dengan nilai investasi Rp 12,05 triliun, serta  Jembatan Batam-Bintan dengan nilai investasi Rp 8,78 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan pembangunan jalan tol dan jembatan ini memiliki peran penting sebagai “backbone” dalam pengembangan konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia.

Penyelenggaraan market sounding juga menjawab tantangan kebutuhan pembiayaan infrastruktur, khususnya saat masa sulit pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang ini.

Basuki Hadimuljono

“Apa yang tengah kita kerjakan sekarang adalah bagian dari persiapan kita untuk dapat segera take off saat pandemi Covid-19 ini berakhir. Jadi dari sekarang sudah harus kita mulai persiapannya agar kita bisa langsung bekerja setelah pandemi ini berlalu,” ungkap Menteri Basuki dalam siaran persnya, baru-baru ini.

| Baca Juga:   Dirjen Perumahan Sorot Peran Ibu Di Sektor Perumahan

Diharapkan, keenam infrastruktur yang ditawarkan mendapat sambutan positif para investor karena memiliki prospek investasi yang baik dan kehadirannya sudah ditunggu oleh masyarakat. Misalnya Jalan Tol Akses Patimban yang tersambung dengan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Pelabuhan Patimban yang segera menjadi pelabuhan cargo terutama untuk ekspor mobil.

Kawasan Industri Baru

Menurut Menteri Basuki, Jalan Tol Akses Patimban misalnya, nanti tidak hanya menghubungkan Patimban dengan Jalan Tol Cipali saja, tetapi juga melayani sepanjang tol ini. Nantinya sepanjang Tol Akses Patimban akan muncul kawasan-kawasan industri baru.

“Makanya kita pilih karena di sana sudah ada kawasan calon industri baru dan ini akan sangat menguntungkan investasi Jalan Tol Akses Patimban,” tutur Menteri Basuki.

Demikian juga Jalan Tol Semarang Harbour yang akan menghubungkan antara kawasan industri di wilayah Kendal dengan Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang. Tol tersebut akan berhubungan langsung dengan Tol Semarang – Demak sehingga terjalin sistem jalan tol untuk logistik yang baik.

Sementara pembangunan Jembatan Batam-Bintan diharapkan semakin membuka peluang pengembangan kawasan industri dan kawasan pariwisata yang bertumpu pada keindahan alam di Provinsi Kepulauan Riau.

Market sounding merupakan forum yang diinisiasi Pemerintah untuk menyampaikan informasi menyeluruh terkait rencana pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU kepada pasar atau calon investor. Selain itu juga untuk menjaring masukan, tanggapan dan minat calon investor terhadap proyek yang ditawarkan Kementerian PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) atau Government Contracting Agency.

Teroboson Pendanaan

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi berbagai terobosan bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR, salah satunya melalui skema KPBU.

Di tengah ketidakpastian ekonomi nasional maupun global terutama terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap stabilitas ekonomi, maka bidang infrastruktur menjadi salah satu prioritas Pemerintah dalam memobilisasi pendapatan negara untuk menarik investasi.

| Baca Juga:   Tol Trans Sumatera Bakal Pacu Geliat Properti di Sumatera

Menurut Bahlil, negara maju maupun berkembang menjadikan indikator pembangunan infrastruktur pada tempat yang paling utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Saya percaya dalam menghadapi situasi pandemi Covid- 19 ini semua kita tetap bersabar, optimis, tetap disiplin, dan bekerja sama untuk keluar dari masa sulit ini,” ujar dia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button