Riset

Kawasan Sentul Jadi Primadona Bisnis Perumahan, Penjualan Capai 90%

Harga unit hunian tapak di Sentul sudah di atas Rp1 miliaran per unit. Bahkan, ada yang mencapai hingga Rp3 miliar

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE—Kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dinilai masih sangat potensial bagi bisnis perumahan. Di kawasan itu, setidaknya ada sekitar 3.000 unit rumah baru yang diluncurkan sejak pandemi tahun 2020.

“Hingga saat ini penjualannya cukup bagus. Rata-rata berkisar 70%-90%,” kata Martin Samuel Hutapea, Associate director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) dalam diskusi dan peluncuran buku ‘I Wayan Madik Kesuma: Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti’, di Sentul, Sabtu (15/2/2025).

Dia menerangkan, uniknya, saat ini, harga-harga hunian tapak tersebut sudah di atas Rp1 miliaran per unit. Bahkan, ada yang mencapai hingga Rp3 miliar.

diskusi dan peluncuran buku ‘I Wayan Madik Kesuma: Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti’, di Sentul, Sabtu (15/2/2025)

“Oleh karena itu, selagi masih ada rumah dengan harga sekitar Rp1 miliar di Sentul, maka sekarang merupakan saat yang tepat untuk membeli. Beli sekarang sebelum suatu saat nanti, harganya bisa mencapai Rp2 miliar hingga Rp2,5 miliyar, bahkan lebih seperti di daerah Tangerang,” saran Martin.

Dia mengatakan, Sentul memiliki beberapa keunggulan yang setidaknya mencakup aksesibilitas langsung ke Jalan Tol Jagorawi, LRT Harjamukti, Aeon Mall, IKEA, rumah sakit, restoran, fasilitas olah raga, rekreasi, sekolah, dan convention hall.

“Satu lagi yang cukup signifikan adalah kawasannya yang hijau berudara segar dan pengalaman rekreasi bagi keluarga. Belum lagi ada akses tol langsung ke Bandara Sukarno-Hatta lewat Tol Cijago, cukup sejam dari Kota Bogor ke Sukarno-Hatta, padahal dahulu butuh berkisar 1,5–2 jam,” ujar dia.

Sementara itu, I Wayan Madik Kesuma, founder sekaligus direktur utama KAS Group, pengembang perumahan Graha Laras Sentul (GLS) mengatakan, Sentul masih potensial bagi perumahan. Bahkan, tren pertumbuhan harganya tak kurang dari 8% per tahun.

| Baca Juga:   I AM Intiland Young Leaders, Program Pelatihan Bagi Pemimpin Masa Depan

“GLS sejak dipasarkan pada 2017, saat itu, tipe terkecilnya dijual dengan harga Rp500 jutaan per unit, sekarang tipe itu sudah Rp800 jutaan,” ujar Wayan.

Saat ini, di GLS untuk Cluster London harganya Rp1,2 miliar untuk tipe 60/60. Lalu, Cluster Munich Rp1,7 miliar tipe 69/105.

“Saat ini, klaster terbaru kami, yakni Kopenhagen mendapat respons cukup bagus dari konsumen. Sudah ada lima konsumen yang memesan. Padahal, harganya Rp2 miliaran. Kopenhagen mengusung konsep rumah 3 lantai dengan luas tanah berkisar 91 m2 dan 115 m2,” jelas Wayan.

Dia mengaku optimistis penjualan tahun 2025 akan cukup potensial seiring adanya insentif dari pemerintah berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

PPN DTP akan menggerakkan pasar, saya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah. Apalagi kami punya persediaan rumah siap huni di dua proyek, yaitu di GLS 50 unit dan di proyek Dramaga,  Geriya Selaras sebanyak 90 unit,” ujar Wayan.

Khusus di GLS, jelas Wayan, pihaknya menghadirkan W Club, yakni club house seluas 1.000 m2. Bangunan serba guna itu dilengkapi dengan kolam renang, gym, dan ruang fungsional yang mampu menampung hingga 200 orang.

“Ruang fungsional ini bisa dimanfaatkan berbagai acara, mulai dari ruang pertemuan, untuk arisan, acara ulang tahun hingga resepsi pernikahan,” kata Wayan.

Dia menambahkan, kehadiran W Club juga dapat meningkatkan nilai properti di GLS

Erfendi

Penulis dan penikmat informasi terkait industri properti dan turunannya dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Email: exa_lin@yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button