Aktual

  • Sosialisasi di Bali, Caketum REI Joko Suranto Sampaikan Program Strategis

    BALI, KORIDOR.ONLINE—Industri properti nasional telah memberikan banyak dampak positif dan kontribusi besar terhadap negara. Tetapi hingga saat ini masih saja dihadapkan dengan kebijakan pemerintah yang kontra-produktif.  Penegasan tersebut disampaikan Calon Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto pada acara Sosialisasi Calon Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026 di Bali, Rabu (5/7).

    Dia menyebutkan, industri properti sudah berkontribusi sebesar 14,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, berkontribusi 9,3% terhadap Anggaran Pemasukan dan Belanja Negara (APBN), berkontribusi 31,9% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), menyumbang 40% penyediaan infrastruktur dan penerimaan pajak sekitar 30%-70% dari transaksi.

    “Selain itu, industri properti terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan industri terkait mencapai lebih dari 175 industri hulu dan juga teruji dalam mendorong pertumbuhan investasi baru,” ujar Joko Suranto di hadapan pengurus DPP REI dan DPD REI se-Indonesia.

    Joko Suranto, Calon Ketua Umum DPP REI Periode 2023-2026

    Di sisi lain, industri properti telah memberikan kontribusi terhadap lingkungan antara lain penyerapan tenaga kerja sebesar 10,2% dari total tenaga kerja di Indonesia baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, dan membantu peningkatan ekonomi lokal.

    Meski sudah berkontribusi besar terhadap negara dan pemerintah, tetapi fakta di lapangan, industri properti nasional masih terus dihadapkan pada kebijakan yang kontraproduktif dari pemerintah.

    Diantaranya sistem perizinan Online Single Submission (OSS) yang belum siap, hambatan perizinan seperti Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Lahan Sawah Dilindungi (LSD), UKL/UPL yang memberatkan, aturan rumah subsidi yang terus berubah dan cenderung memberatkan, regulasi mengenai fasos/fasum yang tidak ramah dunia usaha, struktur pembiayaan yang tidak ideal, serta belum adanya undang-undang khusus yang mengatur industri properti secara komprehensif.

    “Hal lain, industri properti ini menyangkut banyak sektor terkait dengan banyak regulasi lintas sektor yang tidak sinkron, sehingga butuh ‘orang tua’  kementerian yang secara fokus menangani perumahan dan pengembangan kawasan,” kata Joko Suranto.

    Chief Executive Officer (CEO) Buana Kassiti tersebut adalah calon tunggal Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026. Jika nanti telah dilantik sebagai nakhoda REI, Joko Suranto komit untuk bekerja keras menyelesaikan berbagai persoalan yang masih menghambat industri properti lewat beberapa program strategis.

    Tim Penjaringan Calon Ketua Umum DPP REI Periode 2023-2026

    Antara lain di internal akan membentuk Badan Kajian Strategis REI yang akan menjadi think tank organisasi untuk meneliti dan merumuskan berbagai subjek persoalan yang dihadapi sebagai bahan untuk disampaikan kepada pemerintah dan stakeholder terkait. REI juga akan membangun database properti yang dapat diakses secara digital oleh masyarakat.

    Sedangkan secara eksternal, Joko Suranto berkomitmen untuk memperjuangkan undang-undang khusus sebagai “payung” bagi industri properti nasional dan memperjuangkan terbentuknya kembali satu kementerian khusus di bidang perumahan dan pengembangan kawasan. Serta akan memantapkan pelaksanaan program strategis 7 Pilar yang meliputi pendidikan & pelatihan, pembiayaan & perbankan, hukum & perizinan, perpajakan, pertanahan, infrastruktur & tata ruang

    “Saya juga akan mendorong sinergi dan kebersamaan sehingga semua sumber daya di REI ini dapat ikut terlibat dan aktif di dalam kepengurusan. Siapa pun yang memiliki komitmen dan kapasitas akan dilibatkan. Mohon doa dan dukungan semuanya,” harap Joko Suranto.

    REI Bersatu

    Sementara itu, Ketua Panitia Penjaringan Calon Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Hervian Tahier saat membuka acara sosialisasi kembali menegaskan bahwa pihaknya sudah bekerja sesuai amanat organisasi dan telah melalui semua tahapan penjaringan hingga tahap sosialisasi terakhir di Bali sebelum pelaksanaan Munas REI 2023 yang direncanakan digelar pada 8 Agustus mendatang.

    “Yang namanya menjaring seharusnya memang menangkap sebanyak-banyaknya, tetapi sampai akhir pendaftaran panitia hanya memperoleh satu calon atau calon tunggal. Walau hanya satu calon, kami yakin inilah keinginan bersama dan mudah-mudahan hasilnya juga yang paling baik,” ujar Hervian.

    Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida

    Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida pada kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada panitia penjaringan yang sudah bekerja keras dan melaksanakan seluruh tahapan sesuai aturan organisasi. Dia berharap tahapan sosialisasi yang dihadiri seluruh pengurus DPD REI se-Indonesia dapat menjadi momentum untuk menyatukan visi-misi dan mematangkan program strategis REI ke depan.

    “Saya berharap supaya REI semakin bersatu, tidak ada lagi jarak atau kelompok-kelompok. Selama ini kita sudah berusaha keras untuk menyatukan semua kekuatan yang ada di REI, dan saat ini usaha tersebut dapat terwujud. Ke depan, pencapaian ini akan juga diteruskan oleh ketua umum berikutnya. Supaya REI tetap rukun dan kompak,” tegas Totok.

    Pengusaha properti asal Jawa Timur itu juga menyinggung soal adanya pakta integritas yang ditandatangani Calon Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026. Menurut Totok, dalam mengurus organisasi sebesar REI memang dituntut kesediaan waktu, tenaga dan pemikiran secara penuh (all out). Oleh karena itu, yang terlibat dalam kepengurusan memang harus mereka yang memiliki komitmen bekerja dan tentunya berkapasitas.

    “Kita memang harus bekerja bersama, menjalin sinergi dan berkolaborasi, karena faktanya memang tidak ada manusia yang sekuat Superman,” pungkas Totok.

     

  • Liburan Sekolah, Nikmati Penjor Festival Di GWK Bali

    BALI,KORIDOR.ONLINE—Liburan di Bali belum lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. Destinasi wisata satu ini menyuguhkan perpaduan apiknya kesenian, budaya, dan juga adat Bali. Patung GWK yang berdiri megah di bukit Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

    Bertepatan dengan musim libur sekolah dan sebulan menjelang Hari Raya Galungan, GWK Cultural Park menggelar Penjor Festival yang mengambil tempat di area Lotus Pond Garuda Wisnu Kencana. Hari Raya Galungan adalah hari raya suci bagi umat Hindu yang memaknai kebajikan menang melawan keburukan. Sebagai bentuk terima kasih atas kemenangan Dharma tersebut, warga Hindu di Bali umumnya memasang Penjor di setiap bagian depan rumah mereka. Di Lotus Pond GWK, pengunjung dapat melihat langsung puluhan penjor yang penuh kreativitas dan estetika.

    Wisatawan menikmati suasana Bali dari ketinggian sambil bersantap di Jendela Bali,The Panoramic Resto di kawasan GWK

    Penjor Festival ini merupakan suatu bentuk dedikasi Garuda Wisnu Kencana Cultural Park sebagai taman budaya yang mengusung nilai-nilai kearifan lokal. Diharapkan selain memperkenalkan penjor bagi pengunjung baik domestik dan mancanegara, festival kali ini pun dapat menjadi tempat masyarakat Bali untuk mencari inspirasi dalam berkreasi membuat penjor menyongsong hari raya Galungan yang segera tiba.

    Andre R Prawiradisastra, GM Marketing Communication & Event GWK Cultural Park mengungkapkan, kemeriahan Penjor Festival selama musim libur sekolah menjadi pengalaman menarik dengan mengabadikan moment untuk berswafoto bagi para wisatawan yang berkunjung di GWK Cultural Park. Selain menikmati keindahan ragam penjor, pengunjung juga bisa melihat megahnya patung Garuda Wisnu Kencana dan pertunjukan kesenian Bali yang diselenggarakan regular setiap jam dan setiap hari. Pertunjukkan istimewa dari berbagai jenis tarian Bali, Parade Budaya, dan yang sedang hangat dibicarakan yaitu New Spectaculer Kecak Show berkolaborasi dengan Ogoh Ogoh.

    “Diharapkan dengan adanya Penjor Festival di musim libur sekolah ini memberikan experience yang luar biasa untuk pengunjung guna mengabadikan momen liburan panjang di GWK Cultural Park”, ucap Andre.

     

  • Sesuai Jadwal, Konsumen Amesta Living Surabaya Mulai Terima Unit Rumah

    JAKARTA, KORIDOR.ONLINE—Pengembangan kawasan terpadu Amesta Living Surabaya memulai proses serah unit-unit rumah kepada para konsumennya pada Juni 2023. Proses serah terima ini berjalan sesuai jadwal yang direncanakan dan menjadi wujud komitmen atas kepercayaan para konsumen yang telah menanamkan investasinya sejak proyek ini diluncurkan pada akhir tahun 2021.

    Proses serah terima unit-unit rumah ini dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap pertama, Perseroan menyerahterimakan sebanyak 81 unit rumah yang lokasinya berada di klaster Asva. Sebanyak 60 unit diserahkan secara bersama-sama kepada para pemiliknya pada tanggal 23-25 Juni 2023 dan sisanya diserahkan bertahap setelah tanggal tersebut.

    Amesta Living merupakan proyek pengembangan kawasan terpadu yang dikembangkan oleh PT Graha Abdael Sukses (GAS), perusahaan hasil kolaborasi antara PT Intiland Development Tbk (Intiland;DILD) dengan PT Abdael Nusa. Selain lokasinya sangat strategis, yakni di Nol Outer East Ring Road (OERR) atau Jalan Lingkar Luar Timur Surabaya, Jawa Timur, kawasan Amesta Living menyediakan beragam kebutuhan properti masyarakat, mulai dari hunian, SOHO, ritel, komersial, hingga lifestyle mall.

    Direktur Utama PT Graha Abdael Sukses (GAS) Hans Wibisono (kiri) mendampingi salah satu keluarga pemilik rumah usai acara serah terima unit-unit rumah Amesta Living, di Surabaya, Sabtu (24/06). Amesta Living melakukan prosesi serah terima 81 unit rumah di klaster Asva mulai 23-25 Juni 2023.

    Hans Wibisono Direktur Utama GAS mengungkapkan kebanggaannya karena dapat melakukan serah terima unit rumah kepada para konsumen tepat waktu. Serah terima ini menjadi wujud komitmen pengembang sekaligus untuk memenuhi harapan konsumen untuk dapat segera tinggal di kawasan Amesta Living. Dalam pengembangan Amesta Living, Perseroan berkomitmen untuk memberikan kualitas terbaik dalam setiap detail hunian yang akan menjadi tempat tinggal para konsumen. Mutu terbaik tersebut bukan hanya pada aspek desain dan material yang digunakan, tetapi juga layanan untuk menghadirkan kawasan hunian yang berkualitas dan nyaman bagi seluruh penghuninya.

    “Tinggal di Amesta Living adalah pilihan terbaik. Terima kasih atas kepercayaan yang luar biasa. Kami selalu berkomitmen memberikan yang terbaik dari sisi produk, konsep kawasan, dan layanan kepada seluruh loyal customers,” kata Hans Wibisono usai acara Pesta Serah Terima Massal di Amesta Living, Sabtu (24/06).

    Pada kegiatan serah terima ini para pemilik unit juga melakukan pengecekan fisik bangunan secara langsung. Kegiatan ini juga diramaikan dengan beragam aktivitas menarik bagi seperti kids corner, melukis bersama komunitas sustainable living I’m Not Trash, hingga kegiatan penanaman pohon sebagai simbol dimulainya kehidupan baru di Amesta Living.

    “Kami melihat momentum serah terima ini bukan sebagai pencapaian bisnis semata, tetapi juga menjadi bagian dari visi kami untuk menciptakan komunitas yang harmonis dan berkelanjutan. Kami berharap setiap unit rumah yang telah diserahterimakan akan menjadi tempat di mana kebahagiaan dan keceriaan akan terus tumbuh,” kata Hans Wibisono lebih lanjut.

    Tiga Tipe Unit Rumah

    Unit-unit rumah yang diserahterimakan ini merupakan bagian dari pengembangan tahap pertama kawasan Amesta Living seluas 10 hektare. Serah terima unit rumah ini meliputi tipe Nora, Sora, dan Terra yang berada di klaster Asva.

    Tipe Nora adalah hunian compact dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Tipe ini memiliki luas tanah 40 m2 dan luas bangunan 53 m2 .

    Tipe selanjutnya adalah Sora dengan lebar muka 5 meter. Hadir dengan dua pilihan, yakni unit Standard dengan luas lahan 50 m2 dan luas bangunan 57 m2 atau unit Deluxe yang memiliki luas lahan 60 m2 dengan luas bangunan 63 m2 .

    Tipe ketiga adalah Terra yang merupakan unit rumah dengan ukuran paling besar dan paling favorit. Menghadirkan dua pilihan yakni unit Standar dan Deluxe yang masing-masing menyediakan dua kamar tidur, dua kamar mandi, dan carport. Unit Standard memiliki luas lahan 60 m2 atau 72 m2 dengan luas bangunan 71 m2 dan unit Deluxe memiliki lahan seluas 90 m2 dengan luas bangunan 75 m2 . Tipe ini menyediakan tiga kamar tidur, dua kamar mandi dan carport.

    “Mayoritas konsumen Amesta Living adalah para end user yang memang ingin tinggal di Amesta Living. Mereka adalah first-home owner atau konsumen-konsumen yang ingin level-up hunian ke kawasan yang lebih baik,” ungkap Hans Wibisono.

    Perseroan mencermati bahwa minat masyarakat untuk membeli dan tinggal di kawasan Amesta Living terus meningkat. Hal ini tidak luput dari berbagai keunggulan yang diberikan kawasan hunian terpadu ini kepada para konsumen. Konsep pengembangan kawasan Amesta Living dirancang sebagai jawaban atas dinamika gaya hidup dan kebutuhan keluarga modern.

    Unit-unit rumah yang disediakan hadir dengan berbagai keunggulan, mulai dari sisi tata desain, fasilitas, hingga fungsionalitas. Penataan layout antar ruang yang maksimal, optimalisasi fungsi setiap ruangan, penggunaan jendela-jendela besar sehingga membuat sirkulasi udara menjadi lancar, tersedianya area terbuka hijau, hingga penataan interior yang fungsional pada setiap hunian Amesta Living.

    Rumah-rumah di Amesta Living dirancang dengan konsep desain Japandi (Japan dan Skandinavia) yang mengutamakan aspek life balance, kesederhanaan, praktis, teratur, serta multifungsi. Desain ini lahir dari munculnya kesadaran di kalangan generasi muda terhadap pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam.

    “Amesta Living menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang tidak hanya ingin memiliki hunian berkualitas akan tetapi juga didukung dengan fasilitas-fasilitas terbaik,” kata Hans.

    Mengusung konsep pengembangan lingkungan dengan pendekatan biophilic, kawasan Amesta Living mementingkan terciptanya harmoni antara manusia dengan alam untuk membentuk lingkungan sehat yang mendorong kreativitas dan hidup yang lebih produktif dalam setiap pengembangannya. Amesta Living juga menyediakan ekosistem kawasan yang para penghuninya dapat saling terkoneksi dan berkolaborasi.

    Berbagai fasilitas yang tersedia seperti area komersial, pendidikan, social living, serta area-area publik seluas 8.500 m2. Pada area ini tersedia fasilitas Community Center yang dilengkapi dengan jogging track, playground, commercial area, mixed-used area, hingga meeting point.

    Amesta Living juga dilengkapi water feature dan water promenade melalui pemanfaatan sungai yang membelah kawasan. Sebagai sebuah pengembangan terpadu, kawasan Amesta Living dikelola property management profesional. Layanan ini bertujuan untuk memastikan kawasan Amesta Living terjaga dari segi kebersihan, keamanan maupun memberikan pelayanan beragam kebutuhan warga penghuninya.

    Potensi Pasar Hunian

    Tingginya minat masyarakat terhadap Amesta Living sudah terlihat dari sejak pertama kali diluncurkan tahun 2021. Pada saat peluncuran pertama, sebanyak 259 unit rumah berhasil dipasarkan dalam waktu satu hari. Tercatat sampai saat ini Perseroan berhasil memasarkan sebanyak 340 unit rumah yang terbagi ke dalam beberapa klaster.

    Harto Laksono Direktur Marketing Intiland wilayah Surabaya menilai salah satu kunci sukses penjualan Amesta Living adalah lokasi proyek yang sangat strategis. Amesta Living berlokasi di kawasan strategis Surabaya Timur dan berada di Nol Outer East Ring Road (OERR) atau Jalan Lingkar Luar Timur Surabaya.

    Lokasinya mudah dijangkau dari Bandara Internasional Juanda maupun menuju pusat kawasan bisnis Surabaya. Pengembangan Amesta Living menjadi langkah strategis Perseroan melihat ceruk pasar dari kawasan Surabaya Timur yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pembangunan infrastruktur publik secara masif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya semakin meningkatkan nilai kawasan Surabaya Timur dalam jangka panjang.

    “Kawasan Surabaya Timur diketahui sebagai magnet bagi banyak konsumen dan investor properti, khususnya yang menginginkan produk-produk properti yang lebih terjangkau,” kata Harto Laksono.

    Mengantisipasi semakin tingginya potensi pasar properti khususnya sektor hunian di Surabaya Timur, Perseroan terus melakukan pengembangan kawasan Amesta Living. Pengembangan terbaru yakni meluncurkan unit-unit rumah tipe baru di klaster Loka, yakni Kyra, Severa, dan Merra. Tiga tipe rumah baru ini dibangun di atas lahan dengan luas mulai dari 50 m2 hingga 105 m2 . Amesta Living menawarkan hunian berukuran compact dengan luas bangunan mulai dari 59 m2 hingga 126 m2 dengan harga mulai dari Rp 1 miliar.

    “Pasar perumahan, relatif tumbuh stabil bahkan cenderung meningkat. Kebutuhan hunian yang lokasinya strategis, dengan ukuran compact, dan harga terjangkau, serta punya desain yang baik telah menjadi pilihan paling favorit para konsumen, khususnya bagi keluarga muda atau first-home owner. Kami terus mencoba memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Harto Laksono.

    Menurut Harto Laksono Perseroan cukup optimistik pasar properti di kawasan Surabaya timur memiliki prospek yang cerah. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan rumah dan daya beli masyarakat yang semakin baik, diharapkan kinerja penjualan tahun ini dapat meningkat.

    Kehadiran Amesta Living diharapkan dapat memenuhi kebutuhan fasilitas hunian bagi masyarakat Surabaya. Seiring dengan perkembangan area Surabaya Timur, kawasan Amesta Living akan menjadi pusat gaya masyarakat modern yang dinamis dan mendambakan tinggal di lingkungan yang asri dan nyaman

  • BP Tapera dan Korpri Kolaborasi, Dorong Penyedian Perumahan ASN Dan MBR

    JAKARTA,KORIDOR.ONLINE—Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat KORPRI Nasional (DPKN) Zudan Arif Fakrulloh , sangat mengharapkan peran aktif Pemda untuk mendukung pembangunan perumahan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk mengurangi backlog perumahan. Hal itu bisa dilakukan melalui kebijakan tata ruang, kemudahan perizinan, serta sumber pendanaan khusus untuk perumahan.

    “Kami juga mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan untuk terus melakukan sinergitas untuk mendorong pemenuhan perumahan bagi MBR dan ASN, sehingga komitmen Pemerintah untuk memberikan pembiayaan perumahan kepada Publik khususnya ASN dan MBR dapat berjalan optimal,” tuturnya saat menjadi keynote speaker dalam acara Focus Group Discussion (FGD), Rabu (21/6/2023).

    Mengangkat tema “Upaya Dewan Pengurus KORPRI Untuk Mendorong Kementerian/Lembaga Serta Pemerintah Daerah Dalam Pemenuhan Perumahan Bagi ASN dan MBR”, FGD ini merupakan hasil kolaborasi Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan Korps Pegawai Negeri Sipil (KORPRI).

    Kegiatan yang diselenggarakandi Hotel Ayana Midplaza Jakarta ini, menghadirkan para Narasumber dan Penanggap dari unsur pemangku kebijakan terkait bidang Perumahan yang berkompeten secara luring untuk berdiskusi langsung terkait dengan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh ASN dan MBR dalam hal pembiayan perumahan.

    Sesi diskusi ini dimoderatori langsung oleh Direktur Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional selaku Ketua Departemen Jaminan Kesehatan KORPRI, Hariyadi Wibowo.

    Hadir sebagai narasumber pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna; Komisioner BP Tapera, Adi Setianto; Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata selaku selaku Ketua IV Dewan Pengurus KORPRI Koordinator Bidang Kesejahteraan, Perumahan dan Usaha, Marullah Matali; dan Kepala Sub Direktorat Bina Keuangan Daerah, Amanah.

    FGD kali ini diikuti pula oleh oleh 3.000 partisipan Sekretaris daerah dan Ketua KORPRI Daerah dari Sekda Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Kementerian/Lembaga melalui Zoom serta ditonton oleh ribuan viewer melalui YouTube BP Tapera.

    “Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud kolaborasi BP Tapera dengan DPKN untuk merumuskan solusi atas penyeleggaraan bantuan pembiayaan perumahan. Solusi yang dihasilkan sebagai wujud komitmen Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada Publik,” kata Zudan.

    Kementerian Dalam Negeri yang dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Togap Simangunsong, yang membawahi seluruh pemerintah daerah di Indonesia, secara khusus menjabarkan mengenai peran aktif Pemerintah Daerah terkait dengan penyelenggaraan hunian dan permukiman di daerahnya serta strategi Pemerintah Daerah, serta hambatan dan tantangan dalam pelaksanaan program perumahan dan hunian di daerah masing-masing.

    Dari sisi pemerintah, Kementerian PUPR pun memberikan gambaran mengenai rencana strategis program pembiayaan perumahan tahun 2023, proyeksi program pembiayaan jangka panjang terutama yang ditujukan bagi ASN dengan batas berpenghasilan tertentu serta peluang dan potensi kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah di bidang Perumahan khususnya pada Pembiayaan Perumahan.

    Penyampaian kajian atau reviu atas batasan penghasilan ASN terhadap perolehan bantuan pembiayaan perumahan (GAP) dan contoh data ASN Kementerian/Lembaga atau Daerah yang belum memiliki rumah dan memiliki batas penghasilan tanggung juga menjadi fokus dari diskusi ini.

    Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata selaku Ketua IV KORPRI Bidang Kesejahteraan dalam paparannya memberikan solusi untuk ASN yang terkendala dan belum tersentuh program bantuan pembiayaan perumahan karena belum memiliki rumah dan memiliki batas penghasilan tanggung, di mana penghasilan melebihi persyaratan untuk memperoleh bantuan pembiayaan, namun juga tidak sanggup membeli secara komersial.

    Melalui FGD ini Kepala Sub Direktorat Bina Keuangan Daerah Keuangan Daerah, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan juga memaparkan terkait dengan peluang dan potensi pembiayaan serta pemanfaatan aset yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah untuk sektor Perumahan serta tantangan dan upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan hunian yang ideal bagi ASN dan MBR, dan juga sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan pemerintah Pusat.

    Dari sisi pembiayaan perumahan, kehadiran BP Tapera sebagai katalisator dalam pembiayaan perumahan. Kehadiran BP Tapera diharapkan akan menjadi solusi dalam penyediaan hunian yang berkualitas dan tepat sasaran dan Pembiayaan perumahan berbasis tabungan.

    Hadir sebagai penanggap, Ketua Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (FORSESDASI) selaku Ketua Departemen Pembinaan KORPRI Kementerian/Lembaga, Lalu Gita Arian; Ketua Forum Sekretaris Kementerian (FORSESMEN) selaku Ketua Departemen Pembinaan KORPRI Kementerian/Lembaga, Noor Sidharta; dan Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Perumahan, Iskandar Saleh.

    Selain itu, penangap lainnya adalah: Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti; Analis Kebijakan Ahli Madya, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Widodo Ramadyanto; Ekonom dan Pengamat Ekosistem Perumahan, Akademisi dari FEB UI, Prof Ruslan Prijadi; dan Ketua Umum The HUD Institute, Zulfi Syarif Koto

    Para penanggap ini yang memberikan memberikan ide kreatif, pandangan lain terkait dengan solusi pembiayan perumahan dari berbagai perspektif, serta peluang-peluang yang dapat menjawab permasalahan yang ada.

    Dengan diselenggarakannya FGD ini, BP Tapera bersama DPKN berharap dapat memperoleh informasi terkait program Pemerintah Daerah di bidang perumahan dalam rangka mengurangi backlog perumahan.

    Harapan lainnya, dengan FGD ini nantinya dapat mendorong peran serta Pemerintah Daerah melalui informasi terkait dengan kebijakan tata ruang perumahan khususnya bagi MBR, kemudahan perizinan, serta sumber pendanaan di Pemerintah Daerah.

    Hasil FGD nantinya akan menjadi rekomendasi dari DPKN yang akan disampaikan kepada para Pemangku Kebijakan, seperti Komite Tapera, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal hunian hingga Kementerian Keuangan dalam hal pembiayaan.

     

  • Dongkrak Market Share KPR Non Subsidi, BTN Resmikan Sales Center KPR

    JAKARTA,KORIDOR.ONLINE—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) meresmikan Sales Center KPR Jakarta, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan pasar (market share) KPR Non Subsidi. Sales Center KPR ini dikhususkan untuk melayani penyaluran KPR  segmen emerging affluent.

    Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, peresmian Sales Center KPR BTN merupakan bagian dari proses transformasi untuk mendukung terwujudnya visi menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025.

    Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu

    “Ini merupakan transformasi yang kami lakukan dalam rangka Expand to New Business Area. Kami ingin memperbesar market share KPR segmen emerging affluent dengan ticket size di atas Rp1 miliar yang potensinya masih sangat besar,” jelas Nixon saat meresmikan Sales Center KPR Jakarta, di Kantor Cabang Bank BTN Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (16/6).

    Menurut Nixon, sejalan dengan profil dan persaingan di segmen emerging affluent yang maka diperlukan langkah-langkah strategis, antara lain adalah menyediakan  layanan dan program khusus untuk segmen tersebut. Untuk mendukung langkah strategis dimaksud Bank BTN bekerjasama dengan 27 developer papan atas seperti Adhi Karya, Agung Sedayu, Ciputra dan Agung Podomoro.

    “Sales Center KPR Bank BTN secara eksklusif hanya memproses berkas KPR yang berasal dari 27 Top Tier Developer di Indonesia,” jelasnya.

    Nixon mengungkapkan, selain di Jakarta,  Sales Center KPR BTN juga akan diresmikan di Tangerang, dan Surabaya. Hal ini dikarenakan potensi penyaluran KPR segmen tersebut di daerah tersebut masih sangat besar.

    Untuk mendukung launching Sales Center KPR tersebut, Bank BTN menawarkan berbagai promo menarik seperti suku bunga kredit yang rendah dan kompetitif mulai dari 2,99%. Selain itu, Sales Center KPR BTN juga memberikan Priority Lane serta Dedicated Processing Person sehingga berkas developer menjadi prioritas untuk diproses terlebih dahulu dengan service level agreement (SLA) proses yang lebih cepat.

  • Elevee Condominium, Hunian Vertikal Dengan Hutan Buatan Di Lokasi Premium Alam Sutera

    JAKARTA,KORIDOR.ONLINE–Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna mengatakan penduduk di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang) pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 34 juta.

    “Jabodetabek  menjadi kawasan kritis  kebutuhan rumahnya  dengan harga tanah yang semakin mahal dan biaya transportasi yang  tinggi,” jelas Yayat dalam acara Talkshow Properti dengan tema “Apakah Barat Jakarta akan Menjadi New Teritory Bagi Kaum Urban” yang diadakan di Marketing Office Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Senin (12/06/2023).

     

    Talkshow Properti dengan tema “Apakah Barat Jakarta akan Menjadi New Teritory Bagi Kaum Urban”, bersama Alvin Andronicus Chief Marketing Officer Elevee Condominium (tengah) dan Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna (kanan), Senin (12/06/2023).

    Pergeseran Jakarta ke kota sekitarnya terjadi secara signifikan, ini bisa dilihat dengan banyaknya proyek properti yang dikembangkan secara besar-besaran dengan konsep skala kota. Dimana luas Jakarta dan kota baru di sekitar Jakarta mencapai 116.561 hektar dengan komposisi menurut Yayat luas Jakarta sebesar 66.223 hektar dan kota baru di Bodetabek mencapai 50.338 hektar.

    Secara perkembangan, proyek properti dengan konsep skala kota biasanya terlahir karena adanya aksesbilitas jalan tol. Salah satu kawasan sekitar Jakarta yang berkembang dengan massif adalah di Barat Jakarta, yakni Tangerang, Banten. Kawasan ini diuntungkan dengan adanya akses jalan tol Jakarta-Merak yang beroperasi di tahun 1985.

    Menurut  Yayat, konsep pengembangnan kota harus memaksimalkan penggunaan lahan beragam dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat. Dan secara ideal, pengembangan proyek skala kota ini dikembangkan sebagai kota yang compactyang menggunakan lahan campuran berkepadatan tinggiyang dikembangkan mengarah pada bangunan vertikal. Tentunya memudahkan secara aksesbilitas dan berorientasi pada pejalan kaki.

    “Untuk mewujudkan ini ada aspek yang diperhatikan yakni 3D + T, density, diversity, design dan transit. Density berkaitan dengan kepadatan kawasan atau intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi, diversity berkaitan dengan keberagaman pengunaan lahan dan jenis aktivitas kawasan, design berkaitan dengan desain kawasan yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan lainnya,” jelas Yayat.

    Sementara Alvin Andronicus Chief Marketing Officer Elevee Condominium menegaskan bahwa kawasan Barat Jakarta yakni Tangerang telah menjadi kawasan tujuan untuk tinggal bagi masyarakat. Menurutnya, Alam Sutera yang dikembangkan sudah 30 tahun tak hanya membangun bangunan saja tapi juga menerapkan konsep eco green living.

    “Kita tak sekedar green living, tapi juga membangun ekosistemnya dengan mengedepankan unsur 3R, yaitu reduce, reuse, recycle” penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan “Mendaur ulang” sampah,” jelas Alvin.

    Terkait Elevee Condominium, produk terbaru di Alam Sutera dengan konsep hunian vertikal ini merupakan proyek yang berbeda. Lokasinya berada di kawasan 19 hektar yang nantinya di mix dengan berbagai produk properti lainnya dengan unsur lifestyle.

    Alvin menambahkan, Alvin Elevee Condominium ini nantinya memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektar, eucaplytus park 1 hektar dan juga akan berdampingan dengan pusat lifestyle modern dengan luas 5 hektar. Selain itu lokasi Elevee Condominium ini berada di kawasan premium Alam Sutera yang akan menjadi the best point Alam Sutera.

    Saat ini menurut Alvin, sudah 2 tower yang dipasarkan dengan kondisi penjualan mencapai 70% dari total 500-an unit. Rencananya, jika pada Agustus mendatang penjualan mencapai 90%, maka Elevee Condominium akan meluncurkan tower ke 3.Alvin meyakini target ini bisa tercapai karena melihat dari profil konsumen yang membeli di Elevee Condominium adalah mereka yang mnegenal kawasan Alam Sutera.

    “Kebanyakan mereka dari radius 5 kiometer dari Alam Sutera, dan mereka sudah tahu kelebihan kita. Makanya kita tak banyak bicara soal aksesbilitas, karena lokasi kita memiliki aksel tol langsung. Untuk itu kita konsen pada produk dengan memberikan konsep hunian vertikal dengan dimensi luas, ukuran terkecilnya mulai dari 87,8 meter persegi dan kita menyebutnya condominium,” tegas Alvin.

     

  • Ini Dia 8 Usulan The HUD Institute Dalam RPJPN 2025-2045

    JAKARTA,KORIDOR.ONLINE—Indonesia segera memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) terbaru, yakni RPJPN 2025-2045 yang mengusung visi Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan. Sebagai strategi pelibatan masyarakat dalam proses penyusunan RPJPN 2025-2045 yang ditargetkan menjadi undang-undang pada September 2023, berbagai kegiatan dilakukan. Diantaranya adalah Forum Komunikasi Publik (FKP) Penyusunan RPJPN 2025-2045 bidang perumahan dan kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas di Bandung, 29/5

    Dalam sejumlah agenda RPJPN tersebut, The Housing and Urban Development Institute (The HUD Institute) adalah salah satu organisasi yang diminta pemerintah memberikan sejumlah masukan terkait isu-isu perumahan dan kawasan permukiman nasional ke depan.

    Zulfi Syarif Koto, Ketua Umum The HUD Institute menjelaskan dalam rangka  mendukung upaya pemerintah melahirkan RPJPN 2025-2045 maka organisasi The HUD Institute sudah menyusun sejumlah masukan dan strategi yang harus dilakukan.

    “The HUD Institute diminta membantu pemerintah memberikan masukan dan strategi di RPJPN 2025-2045, khususnya bidang perumahan dan permukiman. Untuk itu, kami sudah mengusulkan beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah bersama para pemangku kepentingan ke depan,” terang Zulfi.

    Berikut adalah beberapa strategi yang diusulkan The HUD Institute :

    1. Kebijakan dan Regulasi

    Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan dan regulasi yang mendukung penyediaan hunian layak dan terjangkau. Dalam hal ini termasuk menyusun kebijakan perumahan yang progresif, mengatur standar kualitas untuk perumahan, mengendalikan spekulasi properti, dan memfasilitasi akses ke lahan yang terjangkau.

    1. Pemetaan Kebutuhan Perumahan

    Hal ini sangat penting untuk memahami kebutuhan perumahan secara menyeluruh dengan memetakan kelompok berpendapatan rendah dan rentan serta daerah – daerah dengan kekurangan hunian terjangkau. Dengan pemetaan yang akurat, pemerintah (Pusat dan Daerah) dapat mengarahkan sumber daya dan upaya mereka secara efektif, efisien dan tepat sasaran

    1. Pengembangan Lahan yang Terjangkau

    Pemerintah (Lembaga Bank Tanah) perlu mengalokasikan lahan yang terjangkau untuk pembangunan perumahan rakyat terjangkau. Hal ini dapat mencakup penggunaan kembali lahan terlantar, revitalisasi kawasan kumuh, atau kerjasama dengan sektor swasta untuk mengembangkan lahan yang terjangkau.

    1. Stimulasi Pengembang Perumahan Terjangkau

    Pemerintah dapat memberikan insentif kepada pengembang perumahan rakyat untuk membangun hunian terjangkau. Ini bisa berupa pembebasan pajak, pemotongan birokrasi, atau keringanan perizinan. Dengan mendorong keterlibatan sektor swasta, jumlah hunian terjangkau dapat ditingkatkan.

    1. Skema Pembiayaan yang Terjangkau

    Akses terhadap pembiayaan perumahan rakyat yang terjangkau adalah kunci yg sangat penting. Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan (Bank dan Non Bank) untuk dapat  mengembangkan skema pembiayaan inovative khusus yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat, seperti pinjaman dengan suku bunga rendah, program sewa – milik, atau subsidi perumahan, sistem syariah dan sejenisnya

    1. Inovasi Teknologi Konstruksi

    Menerapkan inovasi dalam teknologi konstruksi utk  dapat membantu mengurangi biaya pembangunan perumahan. Teknologi seperti konstruksi modular, 3D printing, atau penggunaan bahan bangunan yang murah namun berkualitas agar dapat mengurangi biaya produksi perumahan.

    1. Pemberdayaan Masyarakat dan Partisipasi Publik

    Masyarakat harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tentang perumahan mereka. Partisipasi publik dapat memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi masyarakat tercermin dalam kebijakan perumahan. Selain itu, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan keuangan dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk memiliki atau menyewa hunian yg layak dan terjangkau serta berkualitas.

    1. Kolaborasi Multisektor

    Mengatasi tantangan penyediaan hunian terjangkau memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

     

  • Kuartal I 2023, Pendapatan Usaha Intiland Melonjak 174,3 Persen

    JAKARTA,KORIDOR.ONLINE— Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan menghasilkan sejumlah keputusan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (24/5/2023). Diantaranya menyetujui pengakatan Sofyan A. Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia periode 2016-2022 sebagai Wakil Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen Perseroan.

    “Pemegang saham telah memberikan persetujuan seluruh agenda RUPS Tahunan serta pengangkatan Sofyan A. Djalil sebagai Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Independen, serta menerima pengunduran diri Lennard Ho Kian Guan, Wakil Komisaris Utama Intiland,” terang Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland kepada sejumlah awak media, Rabu (24/5/2023).

    RUPST PT Intiland Development Tbk, Rabu (24/5/2023).

    Menurutnya, bergabungnya Sofyan A Djalil akan memperkuat jajaran Dewan Komisaris Perseroan dan pelaksanaan fungsi pengawasan serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

    “Sofyan A. Djalil memiliki pengalaman dan keahlian yang luas di dunia bisnis, khususnya di sektor properti. Kami percaya dengan bergabungnya beliau ke dalam Dewan Komisaris akan memperkuat jajaran manajemen dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan dan kinerja usaha secara jangka panjang,” kata dia.

    Prospek Usaha 2023

    Di sisi lain, manajemen perseroan menilai kondisi dan prospek usaha pada 2023 masih cukup menantang. Perseroan menyadari bahwa untuk meningkatkan kinerja usaha perlu upaya sungguh-sungguh dari seluruh organ perusahaan, termasuk dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.

    Perseroan menghargai setiap umpan balik, saran, dan masukan yang diberikan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari para konsumen loyal yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan usaha Intiland.

    Archied mengungkapkan kinerja usaha perseroan selama kuartal I 2023 cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 31 Maret 2023, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,54 triliun. Jumlah tersebut naik Rp981 miliar atau melonjak 174,3 persen dibandingkan pencapaian kuartal I 2022 sebesar Rp562,5 miliar.

    Fifty Seven Promenade

    Peningkatan pendapatan usaha tersebut terutama ditopang oleh adanya pengakuan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use & high rise, khususnya dari apartemen Fifty Seven Promenade. Selain itu, peningkatan tersebut juga dikontribusi dari segmen pengembangan lainnya, seperti kawasan perumahan, kawasan industri, dan properti investasi.

    “Pendapatan usaha meningkat signifikan terutama karena adanya pengakuan penjualan apartemen Fifty Seven Promenade yang sudah proses serah terima,” imbuhnya.

    Pendapatan dari pengembangan (development income) masih memberikan kontribusi terbesar, mencapai Rp1,36 triliun atau 88,3 persen dari keseluruhan. Jumlah tersebut melonjak 246,5 persen dibanding perolehan kuartal I 2022 senilai Rp393,4 miliar. Pendapatan pengembangan diperoleh dari tiga segmen yakni mixed-use & high rise, kawasan perumahan, dan kawasan industri.

    Kontribusi Usaha Perseroan

    Tak hanya itu, sumber pendapatan usaha berikutnya bersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang diperoleh dari segmen properti investasi. Sumber pendapatan usaha ini tercatat memberikan kontribusi Rp180 miliar atau sebesar 11,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan dari recurring income mengalami kenaikan 6,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp169,1 miliar.

    Serenia Hills

    Archied menuturkan, ditinjau dari segmen pengembangan proyek, pendapatan dari segmen mixed-use & high rise memberikan kontribusi terbesar yakni mencapai Rp1,18 triliun, atau 76,8 persen. Kontribusi tersebut meningkat sebesar 877,5 persen dibandingkan kuartal I 2022 senilai Rp121,3 miliar.

    Kontributor berikutnya berasal dari segmen properti investasi sebesar Rp180 miliar atau 11,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan dari segmen ini mengalami kenaikan 6,5 persen dibandingkan perolehan kuartal I 2022 senilai Rp 169,1 miliar.

    Segmen pengembangan kawasan perumahan mencatatkan kontribusi sebesar Rp 134,1 miliar atau 8,7 persen dari keseluruhan. Kontribusi dari segmen ini menurun 19,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 166,1 miliar.

    Segmen Kawasan Industri

    Kontributor berikutnya berasal dari segmen kawasan industri yang menyumbang pendapatan usaha Rp 43,4 miliar atau 2,8 persen dari total. Jumlah tersebut mengalami penurunan 59 persen persen dibanding kuartal I 2022 senilai Rp 106 miliar.

    Proyek Kawasan Industri Intiland

    Archied menuturkan, pertumbuhan pendapatan usaha merupakan pencapaian yang cukup baik di tengah kondisi dan tantangan di sektor properti nasional. Perseroan terus berupaya untuk menjaga tren pertumbuhan tersebut melalui pengembangan dari proyek-proyek berjalan maupun melalui proyek baru.

    Peningkatan pendapatan usaha tersebut juga telah mendorong meningkatnya kinerja profitabilitas perseroan. Laba kotor Intiland tercatat mencapai Rp746,7 miliar, atau naik 255,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba usaha dan laba tahun berjalan masing-masing sebesar Rp 663,9 miliar dan Rp391,7 miliar, atau mengalami peningkatan 407,5 persen dan 492,9 persen.

    “Laba bersih kuartal I tahun ini sebesar Rp30,4 miliar, atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang masih mengalami rugi bersih Rp72,7 miliar. Sebagian besar porsi laba tahun berjalan yang kami bukukan, diatribusikan ke kepentingan non-pengendali sebesar Rp 361,3 miliar,” pungkasnya.

     

  • Rumah Tapera Ciptakan Ekosistem Perumahan Berkelanjutan Antar Pemangku Kepentingan

    Jakarta,JPI—Sesuai dengan visi mewujudkan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi peserta Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui pembiayaan dana murah berkelanjutan berlandaskan gotong royong, BP Tapera mewujudkan melalui program “Rumah Tapera”. Rumah Tapera dibangun dengan sistem kontrol Close Loop yang mengubah Supply Driven menjadi Demand Driven sehingga diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang ideal antara Customer, Developer dan Bank sehingga tujuan dalam mewujudkan Kualitas, Keterhunian dan Ketepatan Sasaran dapat tercapai.

    Bersama dengan 18 Asosiasi Pengembang Perumahan dan Perumnas, BP Tapera menyelenggarakan diskusi dengan tema,”Rumah Tapera, Rumah Tepat Kualitas dan Tepat Sasaran” di penghujung Minggu kedua Mei di Tangerang Selatan. Rumah Tapera bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang berkesinambungan antara BP Tapera dengan para Pengembang dan bank penyalur, dimana diharapkan dengan pembangunan rumah oleh Pengembang yang memenuhi demand dari MBR, tingkat keterhunian rumah bisa meningkat karena rumah yang dibangun tepat sasaran dan kualitas sesuai dengan spesifikasi, luas, lokasi dan bangunan rumah yang memperhatikan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

    “Rumah Tapera itu adalah rumah yang dibiayai oleh BP Tapera, diharapkan menjadi top of mind dari MBR dalam mencari hunian dan memenuhi ketentuan green building dan memiliki benefit bagi pengembang yang ingin membangunnya,” ujar Deputi Komisioner BP Tapera bidang Pengerahan Dana, Eko Ariantoro yang juga didampingi oleh Direktur Pembiayaan Perumahan, Hari Sundjojo dan Direktur Kepesertaan BP Tapera, Rio Sanggau serta Praktisi Desain Grafis, Muhamad Kausar.

    Direktur Pembiayaan Perumahan BP Tapera, Hari Sundjojo yang ikut hadir sebagai nara sumber menyampaikan bahwa pengembang yang akan membangun Rumah Tapera mendapatkan benefit yang menarik. Diantaranya adalah Akses informasi ke data demand yang terdiri dari lokasi kebutuhan, profiling dan preferensi rumah MBR. Selain itu adalah pengembang akan mendapatkan akses ke modal kerja yang bersumber dari dana yang dikelola oleh BP Tapera. Modal kerja yang akan diperoleh dari bank dan sumber dananya dapat berasal dari penempatan dalam bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) tanah untuk pengadaan tanah, KIK konstruksi untuk pembangunan unit rumah dan berkesempatan untuk mengakses KPR belum siap huni yang sedang disiapkan oleh BP Tapera saat ini.

    “Selain benefit di atas, kami juga akan memberikan privileges kepada pengembang yang membangun rumah tapera dengan pencantuman (flagging) pada aplikasi Si Kumbang, Si Kasep dan Tapera Mobile. Akses demand, rating kualitas bangunan serta kegiatan pemasaran bersama dengan corporate identity (CI) dan branding difasilitasi oleh BP Tapera,” ungkap Hari Sundjojo lebih gamblang.

    Dalam diskusi sehari itu, BP Tapera mengajukan kriteria pengembang yang akan digandeng dan meminta masukan dari asosiasi atas usulan tersebut. Persyaratan tersebut dimana pengembang yang akan membangun Rumah Tapera telah membangun rumah subsidi selama 3 tahun terakhir minimal 500 unit. Pernah menerima fasilitas pembiayaan perumahan dari bank minimal Rp10 miliar dengan kualitas lancar, tidak masuk dalam perusahaan yang menjadi temuan dari pihak eksternal serta memiliki rencana pembangunan rumah subsidi minimal 100 unit sedang bagi pengembang baru cukup dengan mengajukan proposal proyek penyediaan #rumah tapera.

    “Kami menunggu respon dari Asosiasi Perumahan setelah diskusi ini. Sehingga kami harapkan ke depan ada kesepakatan antara BP Tapera dan Asosiasi Pengembang Perumahan mengenai hal ini,” ujar Direktur Pembiayaan Perumahan menjelaskan.

    Ke depan Asosiasi Pengembang Perumahan akan mendata anggotanya yang berminat dan memenuhi persyaratan. Selanjutnya Asosiasi Pengembang Perumahan akan mengajukan secara resmi kepada BP Tapera. Tahapan berikutnya adalah BP Tapera akan melakukan verifikasi syarat-syarat yang harus dipenuhi pengembang. Jika syarat sudah terpenuhi maka akan dilakukan pembahasan mengenai skema pembiayaan yang akan dibutuhkan oleh pengembang dan selanjutnya akan dilaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Asosiasi Pengembang Perumahan dengan BP Tapera.

    Dalam waktu dekat BP Tapera akan melaksanakan pilot project #Rumah Tapera di Kabupaten Brebes. Penyelenggaraan Rumah Tapera ini akan melibatkan stakeholder ekosistem perumahan diantaranya adalah Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, Badan Bank Tanah, Perumnas, BTN dan SMF. 18 Asosiasi Pengembang Perumahan yang hadir adalah REI, APERSI, HIMPERRA, Apernas, Pengembang Indonesia, Appernas Jaya, Asprumnas, Asperi, Perwiranusa, Apperindo, Deprindo, Perpesma, Parsindo, Perkumpulan Apersi, Ap2ersi, Apsi, Hipnu dan Srideppi serta Perumnas.

  • Tajir Melintir, Ini Dia Konglomerat Indonesia Pemilik Properti Mewah di Luar Negeri

    Jakarta, JPI—Kepemilikan properti mewah di kalangan konglomerat Indonesia kini menjadi hal yang lumrah. Tak sedikit orang terkaya RI yang memiliki aset properti di luar negeri dengan harga fantastis. Belakangan, keluarga taipan Tanah Air disoroti usai membeli 3 unit hunian mewah senilai S$206,7 juta atau setara dengan Rp2,27 triliun di 42, 42A, 42B Nassim Road di District 10, Singapura.  Namun, belum diketahui siapa konglomerat yang membeli rumah mewah di negeri Singa itu. Apalagi, hunian tersebut terletak di kawasan elit yang juga ditempati oleh salah satu pendiri Facebook, Eduardo Saverin.

    Tak hanya di Singapura, sejumlah konglomerat Indonesia juga memiliki properti megah, unik, bahkan bersejarah di sejumlah negara. Lantas, siapa saja orang kaya RI pemilik properti di luar negeri?

    Berikut Daftar Konglomerat Indonesia Pemilik Properti Mewah di Luar Negeri:

    1. Robert Budi Hartono & Michael Hartono 

    Berdasarkan data Forbes, Kamis (11/5/2023) Hartono bersaudara yakni Robert Budi Hartono dan Michael Hartono memiliki harta senilai US$47,7 miliar atau setara dengan Rp701,76 triliun.  Keduanya merupakan pewaris perusahaan manufaktur rokok kretek Djarum dari sang Ayah. Tak hanya itu, keluarga Hartono juga memupuk kekayaan dari investasi mereka di Bank Central Asia (BCA).

    Fakta-fakta Shophouse, Ruko Bersejarah di Singapura yang Diminati Konglomerat Dunia Berkat kekayaannya, tak heran jika orang terkaya di RI ini memiliki sejumlah properti mewah di luar negeri. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, Hartono merupakan pemilik blok raksasa di Jutland Parade yaitu sebuah nama jalan di kawasan elit Dalkeith, Perth, Australia Barat. Jalan ini terletak di tepi sungai Swan yang mengitari Perth.

    Laporan dari The Market Herald menyebut properti bergaya Georgian di Jutlande Parade seluas 2.372 meter persegi terjual dengan harga AU$16,5 juta atau Rp160,7 miliar. Adapun, dikutip dari The West Australian, Hartono mengembangkan 5 rumah di wilayah tersebut sebagai rumah liburan untuknya, istri, dan anaknya.  Hunian mewah berlantai 3 itu memiliki luas 1.800 meter persegi mencakup 9 kamar tidur, 12 kamar mandi. Ada 2 rumah di tepi sungai yang memiliki 4 kamar tidur yang merupakan rumah miliki anak-anaknya yakni Vanessa dan Stefanus Hartono. Sementara, untuk dua blok yang ada di tengah telah dijual.

    1. Low Tuck Kwong

    Low Tuck Kwong merupakan taipan RI dengan harta kekayaan senilai US$12,1 miliar atau setara dengan Rp177,9 triliun, berdasarkan data Forbes. Pendiri Bayan Resources (BYAN) ini memperoleh kekayaannya lewat bisnis di sektor tambang batu bara.  Orang terkaya ke-2 di RI versi Forbes Mei 2023 ini, pemilik properti The Farrer Park Company yang berlokasi Singapura. Dia mendirikan kompleks perawatan kesehatan dan perhotelan yang terintegrasi pertama di dunia.

    Low Tuck Kwong

    Lokasi Farrer Park adalah situs bersejarah Singapura, di mana rangkaian peristiwa olahraga, politik dan penerbangannya selama 180 tahun terakhir terjadi di wilayah ini.  Pada akhirnya, Farrer Park mengalami perubahan transformatif yang ditandai dengan berdirinya Connexion. Berdasarkan DP Architects, Connexion adalah pusat gaya hidup terintegrasi pertama di Asia.

    Pengembangan baru oleh DP Design yang mencakup pusat kesehatan spesialis serta hotel dan spa bintang lima yang berupaya menyediakan tempat untuk penyembuhan dan relaksasi dalam satu tujuan.  Tak hanya itu, Low Tuck Kwong memiliki 2 perusahaan properti di Malaysia yaitu Desaria Property dan Desaria Home yang mengerjakan 2 proyek properti di Lembah Kalang. Lewat Desaria Property, taipan ini menguasai apartemen The Manor Kuala Lumpur yang terdiri dari 484 unit dari 12 lantai.

    1. Widjaja Family

    Data Forbes menunjukkan, pendiri Sinar Mas Group ini memiliki kekayaan sebesar US$10,8 miliar atau setara dengan Rp158,92 triliun. Harta kekayaannya berasal dari gurita bisnis di bidang real estat, kertas, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis, hingga telekomunikasi.  Dikutip dari situs resmi Sinar Mas Land, grup ini memiliki bangunan komersial premium yaitu gedung perkantoran senilai £195 juta atau sekitar Rp3,6 triliun di 32-50 Strand, London dari pemilik saat ini yaitu LS City dan West End Limited, bagian dari LandSec. Adapun akuisisi tersebut diselesaikan pada Juni 2022.

    Lalu, melalui anak usaha Sinarmas Land Limited yang berbasis di Singapura, telah menandatangani perjanjian jual beli dengan Lembaga Tabung Haji (LTH) yang berasal dari Malaysia untuk divestasi Horseferry Property Ltd.  Perjanjian tersebut dilakukan pada 12 Juli 2022 dimana perusahaan menjual aset properti di 33 Horseferry Road, London dengan nilai transaksi sebesar £247,5 juta atau setara dengan Rp4,42 triliun. Di China, Sinar Mas Land memiliki kawasan residensial di Taicang, Shenyang, dan Chengdu dengan luas lahan berkisar 246.000 meter persegi. Kemudian, keluarga Widjaja pun memiliki hotel dan resor di Malaysia seluas 300 hektare.

    1. Sri Prakash Lohia

    Forbes mencatat kekayaan Sri Prakash Lohia mencapai US$7,4 miliar atau setara dengan Rp108 triliun pada Mei 2023. Sri Prakash Lohia adalah sosok pemilik PT Indo-Rama Synthetics Tbk., sebuah perusahaan tekstil yang berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini memiliki sejumlah pabrik yang tersebar di Indonesia, Uzbekistan, dan Turki.  Konglomerat yang memiliki bisnis di bidang petrokimia dan tekstil ini diketahui memiliki properti mewah di pusat kota London, Inggris yaitu Sheridan House.

    Sri Prakash Lohia

    Dikutip dari Times of India, dia membeli properti tersebut pada tahun 2008. Sheridan House merupakan properti bersejarah yang dulunya ialah tempat tinggal Jenderal John Burgoyne, salah satu tokoh penting pada Perang Revolusi Amerika. Sri Prakash Lohia membeli properti ini ketika kondisinya nyaris ambruk, kendati bangunan tersebut adalah warisan milik negara. Dia melakukan perbaikan selama 5 tahun untuk menjadikan Sheridan House sebagai properti pribadi.

     

     

    1. Sukanto Tanoto

    Pendiri grup usaha Royal Golden Eagle (RGE) ini memiliki kekayaannya senilai US$3 miliar atau setara dengan Rp44,6 triliun. Sukanto Tanoto telah lama terlibat dalam transaksi pembelian properti mewah di berbagai negara, di mana dirinya sempat membeli mal Tanglin Shopping Centre di Singapura seharga US$645 juta atau setara Rp9,5 triliun pada Februari 2022. Properti ini memiliki luas tanah seluas 68.512 kaki persegi dan dapat dikembangkan menjadi pengembangan komersial dengan ketinggian maksimum 20 lantai.

    Sukanto Tanoto

    Dalam investigasi yang disebut OpenLux oleh Le Monde dan OCCRP terungkap puluhan properti senilai ratusan juta euro dibeli secara pribadi oleh salah satu investor Sukanto Tanoto. Investigasi tersebut menemukan Tanoto membeli istana Raja Ludwig di Munchen senilai 350 juta euro atau setara Rp5,7 triliun di Munich dibeli pada 2019.  Melansir dari OCCRP dalam proyek OpenLux, nama sang anak Anderson Tanoto yang menjadi Direktur RGE sekaligus generasi kedua dari bisnis keluarga ini dinilai memiliki gedung-gedung mewah di Jerman rancangan arsitek kondang Frank O. Gehry. Putra Tanoto membeli sebuah bangunan ikonik di Düsseldorf dengan harga kurang dari 50 juta euro atau setara dengan Rp816,8 miliar menggunakan struktur perusahaan rahasia Luksemburg yang serupa.

    1. Bachtiar Karim & Family

    Mengutip dari Forbes, dengan kekayaan bersih US$4 miliar atau setara dengan Rp58,7 triliun per 2022. Bachtiar mendirikan Musim Mas bersama kedua saudaranya yaitu Burhan dan Bahari. Musim Mas merupakan perusahaan kelapa sawit yang memasok minyak sawit ke pasar Asia, Eropa, dan Amerika.  Musim Mas Pte Ltd kini memiliki kantor pusat di Singapura. Bahkan, pendapatannya mencapai US$9,9 miliar atau setara dengan Rp145,5 triliun per 2021. Saat ini Grup Musim Mas telah memproduksi beberapa merek minyak goreng, seperti SunCo, Tani, M&M, Amago, Good Choice, dan Voila.

    Bachtiar Karim

    Mengutip dari The Hotel Conversation, keluarga Karim telah membeli properti senilai US$43,8 juta atau Rp641,9 miliar dari Pellicano group pada Maret 2023.  Quest Woolloongabba adalah sebuah hotel yang terletak di Woolloongabba, sebuah pinggiran kota di Brisbane, Queensland, Australia.

    Properti ini terdiri dari 132 kunci dan empat toko ritel di lantai dasar.  Selang beberapa tahun, dia kembali menghebohkan publik, dengan membeli rumah bersejarah Tan Yeok Nee di 101 Penang Road Singapura yang harganya hampir Rp1 triliun pada Maret 2022.  Rumah tersebut pernah menjadi milik Tan Yeok Nee, pengusaha kelahiran Chaozhou, Guangdong, China, yang membangunnya pada 1885.  Berdasarkan laporan Australia Financial Review, keluarga Karim telah menyelesaikan pembelian hotel perdananya, yaitu Harbour Rocks Hotel di distrik The Rocks Sydney dengan harga sekitar US$40 juta atau Rp587,2 miliar pada Oktober 2022.

    1. Mochtar Riady

    Keluarga Mochtar Riady disebut memiliki kekayaan sebesar US$1,5 miliar atau setara dengan Rp22 triliun. Sebagaimana diektahui, Mochtar Riady merupakan pendiri grup Lippo yang terdiversifikasi, yang sekarang dijalankan oleh putra James dan Stephen Riady.  Saat ini, grup Lippo meliputi bisnis real estat, ritel, kesehatan, media, dan pendidikan. Adapun, putra Riady, Stephen, menjalankan perusahaan properti Singapura, OUE Reef Development, yang pada Juli 2020 setuju untuk menjual Menara Bank AS yang ikonis di pusat kota Los Angeles.

    Mochtar Riady

    Mengutip dari Business Times, dirinya membeli sebuah rumah mewah tipe Good Class Bungalow (GCB) dengan harga 95 juta dolar Singapura pada 2019 atau yang saat ini senilai Rp1,05 triliun melalui OUE Reef Development.  Properti yang memiliki luas tanah 3.182 meter persegi ini terletak di Nassim Road 26A, sebuah jalan sepanjang kurang dari satu mil yang terletak di antara Tanglin Road dan Taman Botani Singapura.

    Sumber: Bisnis Indonesia

Back to top button