Maruarar Sirait Prioritaskan Guru, TNI-Polri Dan Milenial Jadi Penghuni Rusun Pasar Rumput
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman meminta pengelola memberikan tarif paling tinggi Rp 1,25 juta
JAKARTA,KORIDOR.ONLINE—Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait ingin memprioritaskan guru, TNI-POLRI serta ASN berpangkat rendah dan milenial untuk jadi penyewa rumah susun Pasar Rumput. Hal itu guna menambah okupansi Rusun Pasar Rumput yang sepi penghuni, sehingga masyarakat bisa tinggal di rumah tersebut dengan harga terjangkau.
Pria yang akrab disapa Ara itu membuat kriteria prioritas penghuni rusun, mengingat masih banyak pekerja yang tinggal di luar kota, sementara mereka bekerja di Jakarta.
“Terutama buat guru, saya bertemu Pak Menteri Pendidikan, masih banyak guru yang bekerja di Jakarta tapi tinggalnya (di luar kota), prioritaskan mereka. Kemudian TNI-POLRI dengan pangkat rendah yang banyak bertugas,” kata Ara di Rusun Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2024).
Selain itu, Ara juga ingin milenial juga dapat menghuni rusun agar dekat dengan tempat kerja. Adapun syaratnya, para penghuni memiliki slip gaji, sehingga dapat biaya sewa bisa dipotong dari gaji.
“Kemudian sesudah itu barulah ASN. Dan saya minta buat milenial juga. Jadi milenial yang ada di sekitar Thamrin, Sudirman, daerah Setiabudi dikasih dengan kriteria tertentu,” tambahnya tanpa menjelaskan kriterianya lebih lanjut.
Sebagai informasi dari dari total 1.984 rusun, sebanyak 794 unit akan dialokasikan untuk korban kebakaran Manggarai dan warga terdampak normalisasi Kali Ciliwung. Sisa sekitar 1.190 unit dapat dihuni oleh selain terdampak kebakaran dan relokasi.
“Tadi dijelaskan biaya operasional Rp 18 miliar per tahun. Jadi yang 700 (794 unit) kita alokasikan untuk korban kebakaran dan normalisasi Kali Ciliwung. cadangan juga. Berarti masih ada (sekitar) 1.200 (unit),” katanya.
Soal tarif sewa, harga sewa awal Rusun Pasar Rumput sebesar Rp 3,5 juta per bulan. Namun, Ara meminta pengelola memberikan tarif paling tinggi Rp 1,25 juta. Angka tersebut muncul berdasarkan hitung-hitungan biaya operasional rusun senilai Rp 18 miliar per tahun.
Jika ada 1.200 unit dikenakan uang sewa, maka dasar harganya Rp 1,25 juta per bulan untuk setiap unit. Untuk meringankan biaya sewa, diberlakukan subsidi silang.
Penghuni dengan gaji besar, misalkan Rp 8-10 juta akan membayar sewa dengan nominal lebih besar dari Rp 1,25 juta per bulan. Sementara yang memiliki gaji lebih kecil bisa kurang dari Rp 1,25 juta.
“Kemudian, jangan disamaratakan. Kalau nanti ada yang ngerasa lebih gede (gaji), kasih dia (penghuni biaya sewa) Rp 1,5 juta agak lumayan, yang bawahnya dikurangin, Pak. Jadi kita ketemu angkanya kan Rp 1,25 juta,” jelasnya.
“Jadi yang ke bawahnya bisa diturunin, subisidi silang,” tuturnya.
Ara ingin penetapan harga ini bisa segera dilakukan. Ia mengatakan akan ada open house pada hari Jumat (1/11/2024) mendatang.
“Saya minta hari Jumat kita sudah open house, sistemnya sudah jalan. Kita tidak boleh kalah dengan swasta. Jadi nanti calon peminat bisa lihat ruangan per ruangan. Jadi jangan mereka beli kucing dalam karung,” pungkasnya.