AktualFinansial

Kisah Syahrial, Pedagang Jamu Racikan:  “Hanya BTN Yang Mampu Mewujudkan Impian Saya”  

Lima Tahun Menabung, Tiga Kali Pindah Kontrakan, Akhirnya Keluarga ini Bisa Memiliki Rumah Lewat Bank BTN

JAKARTA, KORIDOR—Syahrial (47 tahun), tukang jamu, begitu orang mengenalnya. Bapak tiga anak itu tak henti meneteskan air mata. Air mata gembira dan (juga) sedih. Ia bercerita soal perjuangan hidup, bersama sang istri sampai akhirnya bisa punya rumah sendiri.

“Sedih saya, kalau mengingat bagaimana uletnya istri saya menabung. Kini setelah kami punya rumah, dia tiada, meninggalkan kami dan anak-anak,” ujarnya. Ia terisak mengenang perjuangan istrinya yang meninggal dua tahun lalu.

Pedagang jamu “Dalimo” itu berkisah. 18 tahun lalu, ia dijodohkan  dengan gadis asal kampungnya. Lalu merantau ke Jakarta. Bekerja ikut kakak ipar sebagai tukang seduh dan penunggu warung jamu. Tinggal dan tidur di sana, bersama istri. Hidup, berbagi dengan warung, dibagian belakang, di ruang 2×2 meter persegi.

Ia dan Istri menyisihkan upahnya, Rp10 ribu-Rp20 ribu setiap hari. Tekadnya satu, bisa punya warung jamu sendiri. Setahun kemudian, pria asal Padang itu akhirnya bisa buka usaha sendiri, dan kemudian mengontrak,, tinggal di rumah petak.

Syahrial, Pedagang Jamu Racikan “Dalimo” Di Warung Jamu-nya

Istrinya punya empat celengan. Wajib disisihkan setiap hari. Pertama, celengan untuk modal usaha. Kedua, untuk kontrak warung. Ketiga, untuk biaya hidup sehari-hari dan terakhir untuk ditabung.

“Sekali lagi, yang punya pikiran buat punya rumah itu adalah istri. Kami memang sudah ngontrak. Tiga kali pindah. Jenuh dan sumpek katanya. Karena itu istri bersikeras mau punya rumah sendiri. Tetapi kami tidak mengerti kalau pedagang jamu warung kayak saya, yang penghasilannya tidak tetap, bisa beli rumah dengan cara mencicil di bank,” kenangnya.

Suatu waktu, pelanggan warungnya  bercerita. Ada komplek perumahan baru yang akan dibangun. Lokasinya tidak jauh dari warungnya. Harganya Rp350 jutaan. Dan bisa dibeli lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

| Baca Juga:   Tekan Angka Backlog, BTN Dorong Implementasi Sekuritisasi Aset Di Indonesia

“Orang itu juga menginformasikan kalau pedagang, pemilik usaha seperti saya juga bisa beli rumah lewat KPR. Yang penting katanya ada pembukuan, catatan pendapatan dan pengeluaran warung, setiap bulan. Istri saya bersemangat. Besoknya langsung ke lokasi perumahannya. Dan bertanya prosedur membeli rumah lewat KPR itu,”

Pendek cerita, Ia menguras semua uang tabungan yang selama 5 tahun dikumpulkan guna membayar uang muka pembelian rumah. Dan marketing perumahan itu membantu pemberkasan KPR-nya . Namun ternyata tidak mudah. Bank tempat ia menabung, tidak menyetujui KPR-nya.

Sampai akhirnya berkas KPR-nya berpindah ke PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero). Dan disetujui !!

“Istri saya menangis tak henti-hentinya, ketika kami menanda tangani berkas KPR di kantor pemasaran. Mimpi dia punya rumah sendiri terwujud. Saya juga sampai cium tangan pejabat dari BTN waktu itu. Lama sekali. Entah berapa kali saya ucapkan terimakasih,” kenang Syahrial

Pelupuk mata Syahrial makin tergenang. Tampak kenangan akan istrinya begitu melekat. Sambil menghirup kembali rokok yang tadi hampir mati, ia melanjutkan kisahnya.

Di tahun ke- 9, setelah setiap bulan mencicil sebesar Rp1,8 jutaan, ia kemudian melunasi cicilannya dari rencana jangka waktu 15 tahun. Warung jamunya makin berkembang dan sudah punya  cabang.

“Pada akhirnya, hanya BTN yang mampu mewujudkan mimpi kami untuk punya rumah. Padahal kami hanya pedagang kecil. Tetapi kepercayaan BTN begitu besar,” ucap pedagang jamu racikan dibilangan Pondok Aren, Tangerang Selatan itu.

BTN Dorong KPR Sektor Informal Lewat Skema BP2BT

Dalam kegiatan diskusi “Peluang dan Tantangan Sektor Perumahan Tahun 2022” yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) di Jakarta, pertengahan Januari lalu, Kepala Divisi Subsidized Mortgage Lending BTN, Mochamad Yut Penta kembali menegaskan bahwa  target KPR BTN tahun 2022 untuk sektor informal ini akan jauh lebih besar tahun lalu.

| Baca Juga:   Bidik Warga Muhammadiyah, BTN Syariah Siap Salurkan KPR Untuk 2.000 Unit Rumah

Jika tahun lalu realisasi KPR dari sektor pekerja informal yang tergarap oleh BTN baru 12% dari total penyaluran KPR Subsidi, maka tahun ini  diharapkan bisa lebih besar.

Kawasan Perumahan Sederhana Bersubsidi. BTN Dorong Optimalisasi KPR Sektor Informal Lewat Skema BP2BT

Mochamad Yut Penta menilai, sepanjang tahun 2021 masih terdapat beberapa permasalahan terkait penyaluran pembiayaan KPR Subsidi di Indonesia, termasuk belum tergarapnya konsumen dari kalangan pekerja informal.

“Padahal sektor informal ini jumlahnya cukup besar dibandingkan sektor formal. Karena itu diperlukan strategi yang tepat untuk mendorong penyerapan realisasi dari sektor pekerja informal,” katanya.

Penta mengatakan, dari hasil data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), realisasi KPR bersubsidi bagi pekerja informal secara nasional sepanjang tahun 2021 mencapai 9,88% atau setara 17.666 unit.

Untuk tahun 2022, bank pelat merah itu akan lebih mendorong segmen pembiayaan perumahan untuk pasar pekerja informal melalui skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

“Tahun ini kami akan terus mendorong penyaluran KPR sektor informal ke BP2BT. Hal ini sesuai arahan Kementerian PUPR,” tandas Penta.

Penta menyebutkan realisasi KPR BP2BT Bank BTN selama tahun 2021 mencapai 10.968 unit. “Tahun lalu BP2BT belum secara spesifik membiayai kredit bagi pasar pekerja informal. Sedangkan tahun ini BP2BT akan lebih terfokus membiayai KPR pekerja informal,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Realestat Indonesia (DPP REI) Danny Wahid menyatakan, kendala utama pekerja informal ini rata rata tidak bankable, dan tidak memiliki pendapatan tetap. Padahal dilihat dari penghasilan cukup besar, sebenarnya ini potensial untuk perbankan membiayai sektor pekerja informal ini.

“Sektor pekerja informal belum tergarap dengan baik. Padahal, tidak sedikit pekerja informal yang punya kemampuan mencicil karena penghasilannya relatif besar,” pungkas Danny.

| Baca Juga:   ASN Penerima FLPP, Masih Bisa Mendapatkan Manfaat Tambahan Sebagai Peserta Tapera

 

 

 

Erfendi

Penulis dan penikmat informasi terkait industri properti dan turunannya dengan pengalaman lebih dari 15 tahun. Email: exa_lin@yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button