Dua Dekade BTN Syariah Membangun Bangsa
BTN Syariah telah menjadi pemain utama dalam sektor properti Indonesia dengan menguasai 28% pangsa pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah secara nasional

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE—Beberapa bulan belakangan ini, Sulaiman (32 tahun), rajin mengumpulkan selebaran iklan perumahan yang ada di Tangerang. Bersama istrinya, penganten baru yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten ini tengah mencari rumah. Syukur jika ada rumah yang harganya cocok dikantong, dekat pula dengan tempat kerjanya. Dia mengaku tidak mau lama-lama tinggal di rumah mertua.
Hingga akhirnya seorang rekannya yang baru saja mengambil rumah menyarankannya memilih menggunakan kredit kepemilikan rumah (KPR) syariah. Pengalaman salah satu anggota keluarganya menggunakan KPR syariah juga membuatnya semakin yakin. Terlebih, pengembang yang membangun rumahnya juga menawarkan KPR di salah satu bank syariah.
“Disarankan juga sama pengembangnya juga begitu. Ada tawaran biar cicilannya ringan, bisa mencicil sampai 30 tahun,” kata Eman
Akhirnya, bulan lalu, Eman memutuskan membeli rumah di daerah Pamulang, Tangerang Selatan, lewat KPR di BTN Syariah.
“Saya beli rumah harganya Rp 340 juta dengan pembayaran uang muka sebesar Rp 105 juta. Uang mukanya dari tabungan dan pinjaman mertua. Sejauh ini sangat terbantu karena memang sejak awal ingin memiliki rumah sendiri,” ucapnya.
Tantangan Pembiayaan Syariah
Minat masyarakat untuk memiliki rumah melalui KPR syariah memang mulai tinggi di Indonesia. Sejumlah bank syariah mencatatkan kinerja pembiayaan perumahan yang positif pada kuartal III-2024, dengan rata-rata pertumbuhan dua digit. Seiring dengan itu bank syariah juga menyambut baik wacana pemangkasan pajak perumahan sebesar 16% oleh pemerintahan baru Presiden Prabowo.

Bahkan pertumbuhan pembiayaan KPR syariah beberapa bank jauh melampaui pertumbuhan industri KPR. Pertumbuhan ini didukung oleh tingginya kebutuhan dan minat masyarakat pada pembiayaan KPR syariah yang sejalan dengan peningkatan literasi masyarakat terhadap keunggulan produk pembiayaan rumah syariah.
Pengamat Ekonomi Syariah, Adiwarman A. Karim, mengatakan, tantangannya saat ini adalah membahasakan ekonomi syariah ke bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat khususnya kalangan milenial agar semakin memahami prinsip pembiayaan syariah sehingga akan lebih memilih KPR syariah.
“Ajarkan terus dan tumbuhkan minat mereka untuk mengambil pembiayaan secara syariah untuk kepemilikan rumah, agar pembiayaan syariah terus bertumbuh,” ujarnya.
Dua Dekade BTN Syariah
BTN Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) di bawah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, adalah salah satu lembaga keuangan yang terus tumbuh mekar untuk membiayai kepemilikan rumah. Selama dua dekade beroperasi, BTN Syariah telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan induk usahanya dan berkontribusi untuk sektor perumahan nasional dengan membuka akses pembiayaan rumah berbasis syariah kepada masyarakat.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan BTN Syariah yang genap mencapai usia ke-20 pada 14 Februari 2025 ini telah menjadi pemain utama dalam sektor properti Indonesia dengan menguasai 28% pangsa pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah secara nasional per Oktober 2024.
BTN Syariah menguasai pangsa pasar sebesar 90% di pasar pembiayaan perumahan subsidi syariah di periode tersebut. BTN Syariah juga menunjukkan potensinya untuk menjadi pesaing kuat di perbankan syariah Indonesia.

“Selama 20 tahun, BTN Syariah telah menjadi salah satu engine pertumbuhan bagi BTN dengan fokusnya melayani masyarakat yang membutuhkan pembiayaan rumah dengan basis syariah Islam. Setiap tahun, BTN Syariah mencatat pertumbuhan bisnis yang pesat dan kini telah mencapai usia dewasa yang siap untuk melangkah lebih jauh untuk melayani lebih banyak insan yang membutuhkan hunian layak dan terjangkau,” ujar Nixon dalam perayaan ulang tahun BTN Syariah ke-20 di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Nixon, juga menyampaikan BTN Syariah dirancang untuk go to the next level dengan menjadi bank umum syariah. Selama 20 tahun terakhir, BTN Syariah bertumbuh double-digit dilihat dari pertumbuhan rerata per tahunnya (compound annual growth rate/CAGR) seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan hunian layak dan terjangkau di Indonesia.
Pada tahun 2009, total aset BTN Syariah mencapai Rp2,25 triliun, namun per akhir 2024 nilainya telah menyentuh Rp61 triliun atau rata-rata bertumbuh 22,83% setiap tahunnya.
Kemudian, pembiayaan BTN Syariah tercatat sebesar Rp1,99 triliun pada 2009 dan telah mencapai Rp44 triliun pada 2024, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 21,31%. Sedangkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah mencapai Rp50 triliun per akhir 2024, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 24,72% sejak tahun 2009 ketika nilai DPK tercatat sebesar Rp1,44 triliun.
Nixon mengatakan BTN Syariah juga memiliki tingkat profitabilitas yang baik dengan selalu mencatatkan perolehan laba setiap tahunnya sejak 2009. Pada akhir 2024, laba bersih BTN Syariah mencapai Rp911,42 miliar, bertumbuh setiap tahunnya dengan rata-rata sebesar 23,35% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp31,72 miliar.
“Selama dua dekade, BTN Syariah membukukan pertumbuhan bisnis yang stabil dari tahun ke tahun ditopang dengan rasio keuangan yang sehat dan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Hal ini terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) yang dijaga di bawah 3% atau 2,87% pada akhir 2024,” tambahnya.
Bertumbuh Dukung Program 3 juta Rumah
Kemampuan dan pengalaman BTN Syariah bersama induk dalam mendukung program 1 juta rumah dan kini terus dilanjutkan ke Program Tiga Juta Rumah per tahun yang diusung Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, adalah bentuk komitmen mendukung pertumbuhan ekonomi dari sektor perumahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Nixon mengatakan keahlian tersebut juga didukung oleh infrastruktur dan jaringan outlet BTN Syariah yang luas. Hingga akhir 2024, terdapat 110 kantor cabang dan kantor cabang pembantu BTN Syariah di seluruh Indonesia. Untuk memperkuat pendanaan, BTN Syariah bersama induknya juga melakukan sekuritisasi aset KPR dan penerbitan sukuk jangka panjang BTN Tapera.
Dari sisi pembiayaan, BTN Syariah juga turut menopang kiprah induknya di Program Tiga Juta Rumah melalui penyaluran pembiayaan rumah subsidi dengan menggunakan akad syariah. Apalagi, kata Nixon, sekitar 20-25% masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menginginkan akad KPR dengan skema syariah.
Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar menyebutkan BTN Syariah sangat concern terhadap pemenuhan rumah untuk rakyat tidak terkecuali bagi PNS. Untuk itu, pihaknya berkolaborasi dengan BP Tapera menggelar akad massal KPR Tapera Syariah bagi PNS dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Jember dan Universitas Jember dengan jumlah sebanyak 100 unit.
“Jadi potensi untuk ekspansi pembiayaan Tapera masih sangat besar baik Syariah maupun konvensional. BTN sebagai bank fokus pembiayaan perumahan sangat serius menggarap potensi yang cukup besar ini di Jawa Timur termasuk di Kabupaten Jember,” ungkap Hirwandi, usai seremoni Akad Massal KPR Tapera Syariah dan Penandatanganan MOU antara BTN dan Universitas Jember, di Jember, Jawa Timur, Oktober tahun lalu.
Menurut Hirwandi, potensi sektor perumahan di Jawa Timur khususnya Jember masih sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari jumlah PNS peserta Tapera yang belum memiliki rumah masih cukup banyak. Untuk di Jawa Timur jumlahnya sebanyak 35.914 orang sedangkan di Jember sekitar 1.112 PNS.
Hirwandi menegaskan, BTN Syariah terus berkomitmen dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui pemberian pembiayaan berbasis syariah bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Tahun 2025 BTN Syariah menargetkan pembiayaan rumah menjadi 61.791 unit atau naik sekitar 48 persen dari 2024,” katanya.
Untuk mencapai strategi tersebut, Hirwandi menuturkan, BTN Syariah akan mengoptimalkan seluruh potensi kuota FLPP dan KPR Tapera Syariah dengan meningkatkan kerjasama dengan stakeholder perumahan baik Kementerian PKP, BP Tapera serta dengan Organisasi Kemasyarakatan seperti NU dan Muhammadiyah.
“Selain itu, kami juga terus mengembangkan sinergi dan kolaborasi dengan asosiasi dan pengembang KPR Subsidi serta melakukan perbaikan bisnis proses KPR Subsidi dengan sistem Host-to-Host dengan Sistem BP Tapera,” pungkasnya.