Finansial

BSI Optimistis Sektor Properti Jadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi 2026

Pertumbuhan pembiayaan BSI Griya melampaui rata-rata industri, NPF tetap terjaga di bawah 2,1%

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menilai prospek sektor properti nasional masih sangat menjanjikan dan berpotensi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026. Optimisme ini didukung oleh perbaikan kondisi makroekonomi dan arah kebijakan pemerintah yang dinilai semakin pro terhadap sektor perumahan.

Senior Vice President Consumer Business BSI, Praka Mulia Agung, mengungkapkan bahwa pembiayaan sektor properti, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terus menunjukkan tren positif. Hingga Juni 2025, KPR nasional tumbuh sebesar 7,66%, sedangkan pembiayaan BSI Griya mencatat pertumbuhan 8,51%, melampaui rata-rata industri dan lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu yang tumbuh 8,22%.

Sektor properti tidak pernah mengalami pertumbuhan negatif, bahkan saat pandemi Covid-19. Fluktuasi wajar terjadi karena keputusan membeli rumah merupakan keputusan jangka panjang,” ujar Praka dalam acara Inabank Investment & Property Outlook: Peluang dan Tantangan Bisnis Tahun 2026 di Jakarta, Rabu (12/11).

Lebih lanjut, Praka menjelaskan bahwa meski porsi pembiayaan perumahan belum menjadi yang dominan dalam portofolio BSI, namun kinerjanya tergolong solid. Per September 2025, outstanding BSI Griya menempati posisi enam besar pertumbuhan tertinggi di antara bank nasional dengan kenaikan 4,68%, sementara rasio Non Performing Financing (NPF) tetap terjaga di level 2,10%.

“Banyak bank kompetitor yang tumbuh tapi diikuti kenaikan NPF. Di BSI, kami menjaga kualitas pembiayaan sebagai prioritas utama,” imbuhnya.

Praka menilai sejumlah faktor akan menjadi katalis pertumbuhan sektor properti di tahun depan, mulai dari kebijakan perpanjangan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPn DTP) hingga tren penurunan suku bunga acuan. Menurutnya, kedua faktor tersebut berpotensi mendorong daya beli masyarakat, khususnya segmen menengah, terhadap pembiayaan rumah syariah.

| Baca Juga:   Dorong Transformasi Bank DKI, Begini Arahan Gubernur Pramono

“Kami melihat indikasi perekonomian yang mengarah ke sektor perumahan akan terus membaik. Insya Allah, di tahun 2026 BSI tetap berkomitmen menyalurkan pembiayaan untuk sektor ini,” kata Praka.

Dalam forum yang sama, Kepala Badan Advokasi dan Perlindungan Anggota DPP REI, Adri Istambul Lingga Gayo, mengungkapkan bahwa penjualan rumah tipe kecil masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 14,95% pada triwulan III 2025. Sebaliknya, penjualan rumah tipe besar mengalami penurunan hingga 23%.

Adri menilai bahwa sektor perumahan masih menjadi mesin penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun memerlukan dukungan fiskal dan kebijakan pembiayaan yang lebih inklusif agar dampaknya semakin luas.

Meski prospeknya menjanjikan, industri properti masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari sisi pembiayaan konsumen. Berdasarkan data REI, sekitar 70% pengajuan KPR atau pembiayaan rumah tertolak akibat ketentuan pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, terutama karena riwayat pinjaman online (online lending).

“Banyak masyarakat kita yang gagal KPR karena tercatat di daftar hitam BI Checking akibat pinjaman online. Kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan selektif dalam mengakses layanan keuangan,” ujar Adri.

Selain itu, Adri menyoroti daya serap pasar yang fluktuatif, biaya investasi tinggi, serta lamanya proses sertifikasi tanah sebagai hambatan yang masih perlu dibenahi.

“Sertifikasi lahan yang rumit dan mahal masih menjadi bottleneck yang menghambat investasi sektor perumahan,” pungkasnya.

Optimisme BSI sejalan dengan semangat kolaboratif antara lembaga keuangan dan pelaku industri properti. Sinergi ini diharapkan mampu memperluas akses pembiayaan, menekan backlog perumahan, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor riil yang lebih inklusif.

Dengan performa pembiayaan yang sehat, rasio risiko yang terjaga, serta dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif, sektor properti diyakini akan menjadi salah satu sektor unggulan yang menggerakkan roda perekonomian nasional pada tahun 2026.

Erfendi

Penulis dan penikmat informasi terkait industri properti dan turunannya dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Email: exa_lin@yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button