Headline

Rekor Baru FLPP, BP Tapera Salurkan 259.841 Unit Rumah Subsidi

Nilai Penyaluran Mencapai Rp32,28 Triliun, Target 2026 Dipatok hingga 350 Ribu Unit.

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menutup tahun 2025 dengan capaian kinerja yang impresif. Hingga 18 Desember 2025, BP Tapera berhasil mencatatkan realisasi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tertinggi sepanjang sejarah sejak program tersebut diluncurkan pada 2010.

Total penyaluran FLPP KPR Sejahtera bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) mencapai 259.841 unit rumah dengan nilai Rp32,28 triliun. Dana tersebut disalurkan melalui 39 bank penyalur, melibatkan 22 asosiasi perumahan, serta dibangun oleh 7.977 pengembang dalam 12.931 kawasan perumahan yang tersebar di 33 provinsi dan 401 kabupaten/kota.

Sejak ditunjuk sebagai Operator Investasi Pemerintah (OIP) pada 2022, BP Tapera secara konsisten menjaga kesinambungan program FLPP. Pada 2022, realisasi mencapai 226.000 unit rumah, meningkat menjadi 229.000 unit pada 2023. Meski sempat terkoreksi pada 2024 menjadi 200.300 unit, capaian tahun 2025 kembali melampaui rekor sebelumnya.

“Data ini menunjukkan bahwa KPR Sejahtera FLPP tetap menjadi pilihan utama masyarakat dan telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia,” ujar Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.

Dari sisi profil penerima manfaat, mayoritas MBR berasal dari sektor swasta sebanyak 191.875 orang, disusul wiraswasta 36.400 orang. Sementara itu, penerima dari kalangan PNS tercatat 19.004 orang, TNI/Polri 5.092 orang, dan profesi lainnya 7.470 orang.

Gandeng 43 Bank Penyalur di 2026

Memasuki tahun 2026, BP Tapera akan memperluas kerja sama penyaluran FLPP dengan 43 bank, yang rencananya akan ditandatangani pada akhir Desember 2025. Bank-bank tersebut mencakup bank Himbara, bank syariah, serta sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional dan syariah di berbagai wilayah Indonesia.

Komisioner Heru menyampaikan bahwa target penyaluran FLPP tahun 2026 ditetapkan sebesar 285.000 unit rumah dengan total kebutuhan dana Rp37,1 triliun. Dana tersebut bersumber dari anggaran DIPA sebesar Rp25,1 triliun, pengembalian pokok yang digulirkan kembali sebesar Rp10,4 triliun, serta saldo awal tahun 2026 sebesar Rp1,6 triliun.

| Baca Juga:   Sektor Perumahan jadi Kunci Mengatasi Resesi Ekonomi

“Sesuai Nota Keuangan 2026, pemerintah juga menyiapkan pencadangan pembiayaan investasi untuk mengantisipasi potensi peningkatan target penyaluran hingga 350.000 unit rumah,” tegas Heru.

BTN Masih Dominan

Hingga pertengahan Desember 2025, Bank BTN tercatat sebagai bank penyalur FLPP terbesar dengan realisasi 124.611 unit rumah, disusul BTN Syariah sebanyak 54.825 unit. Selanjutnya, Bank BRI menyalurkan 30.279 unit, Bank BNI 13.499 unit, dan Bank Mandiri 10.591 unit. Sementara itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan 3.992 unit, dan BPD Jawa Barat dan Banten sebanyak 3.905 unit.

“Kinerja ini diharapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan agar target FLPP 2026 dapat tercapai secara optimal,” ujar Heru.

Dalam perjanjian kerja sama terbaru, BP Tapera juga meningkatkan porsi penyaluran FLPP bagi sektor nonformal. Jika pada 2025 alokasinya sebesar 10% per bank, maka pada 2026 dinaikkan menjadi 15%.

“Kebijakan ini diharapkan dapat memperluas akses pembiayaan perumahan bagi pekerja nonformal, sehingga manfaat FLPP semakin merata di seluruh Indonesia,” tutup Komisioner Heru.

 

Erfendi

Penulis dan penikmat informasi terkait industri properti dan turunannya dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Email: exa_lin@yahoo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button