Fahri Hamzah Akui Belum Bangun Rumah, Fokus Siapkan Jurus Rp310 Triliun untuk 3 Juta Hunian
Program ini akan menyedot Rp310 triliun per tahun—Rp70 triliun dari APBN dan Rp240 triliun dari swasta—serta mendorong pertumbuhan ekonomi 0,6–1,3%.

JAKARTA, KORIDOR.ONLINE – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah blak-blakan mengakui bahwa hingga 10 bulan menjabat, kementeriannya belum memulai pembangunan rumah baru. Saat ini, Kementerian PKP masih menjalankan program warisan yang telah berjalan sebelumnya.
“Renovasi masih nol, penataan kawasan masih nol, PSU juga nol. Penyaluran rumah subsidi itu dikerjakan BP Tapera, anggarannya dari Kemenkeu, bukan Kementerian PKP,” ujar Fahri di Kantor Kementerian PKP, Selasa (12/8/2025).
Fahri menegaskan, membangun rumah rakyat dengan dana APBN tahun ini sudah tidak memungkinkan mengingat waktu yang tersisa untuk tender dan konstruksi terlalu singkat. Ia memprediksi, program besar 3 juta rumah baru bisa digarap penuh mulai tahun kedua pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Tiga Fokus Lokasi Strategis
Meski belum ada pembangunan fisik, Fahri memastikan peta jalan program 3 juta rumah sudah matang. Berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) 2025, backlog perumahan mencakup jutaan keluarga di desa, pesisir, kawasan kumuh, dan kota.
Strateginya dibagi tiga fokus:
-
Pedesaan – Renovasi 2 juta rumah tidak layak huni (BSPS) untuk keluarga miskin Desil 1–4, nilai Rp43,6 triliun dari APBN.
-
Pesisir & Permukiman Kumuh – Peningkatan kualitas 1,2 juta rumah melalui settlement upgrading senilai Rp26,4 triliun dari kolaborasi APBN, BUMN, swasta, dan KPBU.
-
Perkotaan – Pembangunan 1 juta unit hunian vertikal untuk Desil 5–8, total Rp240 triliun dari investasi swasta dengan subsidi lahan pemerintah.
Dampak Ekonomi Besar
Fahri menyebut program ini akan menyedot Rp310 triliun per tahun—Rp70 triliun dari APBN dan Rp240 triliun dari swasta—serta mendorong pertumbuhan ekonomi 0,6–1,3%.
“Ini bukan sekadar bangun rumah, tapi membangun masa depan dan keadilan sosial. Dampaknya akan terasa dari hilangnya kawasan kumuh, tumbuhnya sektor konstruksi, berkurangnya kemiskinan, hingga terciptanya jutaan lapangan kerja,” pungkas Fahri.