JAKARTA, KORIDOR.ONLINE — Upaya mempercepat pelaksanaan program 3 Juta Rumah yang menjadi prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto kini memasuki tahap transformasi digital. Sebagai bagian dari langkah modernisasi sektor perumahan, sistem pengawasan proyek berbasis teknologi digital mulai diuji coba untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi pembangunan hunian rakyat.
Melalui sistem ini, pengembang dan pekerja lapangan dapat memantau progres konstruksi secara real-time melalui platform komunikasi yang sudah umum digunakan masyarakat, tanpa perlu menginstal aplikasi tambahan. Setiap perkembangan proyek terdokumentasi otomatis, lengkap dengan waktu dan lokasi, dan tersimpan dalam laporan digital yang dapat diakses kapan pun.
Direktur Utama Autokon, Sulistio S. Reksoprodjo, menjelaskan bahwa inovasi ini dirancang agar mudah diadopsi oleh seluruh pelaku proyek di lapangan, mulai dari tukang, mandor, hingga manajer proyek.
“Kami berupaya menghadirkan sistem yang sederhana dan mudah digunakan. Dengan memanfaatkan platform digital yang sudah dikenal luas, seluruh proses pelaporan bisa dilakukan secara cepat, real-time, dan transparan,” ujar Sulistio di Jakarta, Kamis (30/10).
Menurut Sulistio, sistem digital ini tidak hanya mempercepat pengumpulan data lapangan, tetapi juga menekan potensi kesalahan dan manipulasi laporan. Setiap foto progres proyek dilengkapi timestamp dan metadata lokasi yang dapat diverifikasi secara langsung oleh pihak manajemen, sehingga menjamin keabsahan data.
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto, menyambut positif langkah digitalisasi tersebut dan menilai penerapannya merupakan bagian penting dalam menjaga mutu bangunan di tengah percepatan pembangunan nasional.
“REI berkomitmen mendukung penuh program 3 juta rumah dengan memastikan aspek kualitas tetap terjaga. Teknologi seperti ini membuat proses pengawasan lebih terukur, efisien, dan akuntabel,” ujar Joko.
Saat ini, sistem pengawasan digital tersebut tengah diujicobakan di sejumlah proyek perumahan sebagai program percontohan. Hasil dari tahap uji coba akan menjadi dasar penerapan secara luas di proyek-proyek berikutnya yang dikelola oleh para pengembang anggota REI di berbagai daerah.
Joko menambahkan bahwa penerapan sistem digital diharapkan dapat memangkas proses administrasi manual, mempercepat pelaporan, serta mempermudah koordinasi antara kontraktor, pengawas, dan pengembang.
“Dengan sistem terpadu, seluruh rantai kerja proyek dapat terhubung dalam satu platform yang sama. Proses pemantauan menjadi lebih cepat, dan keputusan manajerial dapat diambil lebih akurat,” jelasnya.
Langkah digitalisasi ini sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat tata kelola pembangunan perumahan nasional. Selain mempercepat pelaksanaan program 3 juta rumah dalam lima tahun ke depan, penerapan teknologi juga diharapkan mendorong terbentuknya ekosistem digital industri properti Indonesia, di mana seluruh proses pembangunan — mulai dari konstruksi hingga serah terima — dapat dilakukan secara efisien, transparan, dan terukur.

