Site icon Koridor.Online

Asosiasi Perumahan Soroti Aturan Luas Lahan Rumah Tapak Bersubsidi

BANDUNG, KORIDOR.ONLINE – Sejumlah pengembang dari lima asosiasi perumahan nasional memberikan masukan terhadap draf Peraturan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) terkait batasan luas lahan dan lantai rumah tapak bersubsidi. Pertemuan berlangsung bersama Menteri PKP, Maruarar Sirait, di Bandung, Jawa Barat, Senin (2/6/2025).

Hadir dalam diskusi tersebut, antara lain Ketua Umum REI Joko Suranto, Ketua Umum Himperra Ari Tri Priyono, Ketua Umum Apersi Junaidi Abdullah, Ketua Umum Appernas Jaya Dr. Andriliwan Muhamad, Ketua Umum Asprumnas M. Syawali, serta Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho.

Menurut Dr. Andriliwan Muhamad dari Appernas Jaya, pertemuan berlangsung hangat dan terbuka.

“Kami menyampaikan kondisi pasar perumahan bersubsidi saat ini serta tantangan ke depan. Kami mengusulkan agar luas rumah minimal tetap 40 m² (4 x 10 meter), dengan catatan tetap memenuhi standar kesehatan dan kelayakan,” ujarnya.

Ia menekankan, regulasi yang disusun tidak boleh merugikan konsumen maupun pengembang.

“Sekarang masih tahap pengumpulan masukan. Nanti akan ada pertemuan lanjutan bersama seluruh stakeholder,” tambahnya.

Ketua Umum REI, Joko Suranto, menyoroti pentingnya penyesuaian dengan SNI.

“Kami berharap penyusunan peraturan ini tetap merujuk pada standar nasional yang berlaku,” tegasnya.

Menteri PKP Maruarar Sirait menyambut baik berbagai masukan yang disampaikan. Ia menegaskan, keterbukaan terhadap kritik akan memperkuat penyusunan regulasi.

“Saya terbuka terhadap kritik dan saran. Itu justru membuat kerja kami lebih nyaman dan transparan,” kata Maruarar.

Ia menjelaskan, tujuan utama dari regulasi ini adalah mendorong pembangunan rumah subsidi di kawasan perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan. Hal ini, menurutnya, akan memicu inovasi desain dari para pengembang sekaligus memperluas pilihan hunian bagi masyarakat.

“Ke depan, masyarakat akan punya lebih banyak pilihan rumah subsidi di kota. Bagi pengembang, ini tantangan untuk lebih kreatif, tidak sekadar jual gambar, tapi bangun rumah yang nyata dan layak huni,” tutupnya.

Exit mobile version